Pentingnya mengerjakan sholat jumat bagi laki-laki

Discussion in 'General Lifestyle' started by Abu Ubaidillah, Sep 14, 2019.

  1. Abu Ubaidillah

    Abu Ubaidillah New Member

    Joined:
    Apr 14, 2019
    Messages:
    33
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    6

    Suatu saat Abu Thalhah ra shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di pada pepohonan. Burung itu terbang kesana kemari. Lalu masuk ke didalam rerimbunan daun yang lebat dan terjerat disana.

    Melihat perihal ini perhatian Abu Thalhah ra terarah pada tingkah laku burung tersebut agar ia lupa kuantitas rakaat yang udah ia lakukan. Ia amat kesal atas perihal ini. Ia mengerti sebab kebunnyalah ia menjadi lalai didalam shalatnya. Dan bagi Abu Thalhah itu merupakan musibah baginya.

    Seusai shalat, ia langsung menjumpai Nabi Muhammad SAW untuk mengemukakan seluruh kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “ Ya Rasulullah, kebunku ini udah menyebabkan aku lalai didalam shalat. Oleh sebab itu aku sedekahkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah sekehendakmu.”

    Peristiwa semacam ini juga pernah berjalan pada jaman Khalifah Ustman ra. Ketika seorang anshar tengah shalat di kebun kurmanya, matanya terus memandang ke arah kurma yang tengah berbuah lebat. Hatinya puas sebab panennya dapat bagus. Perhatiannya kepada kurma tersebut menyebabkan ia lupa kuantitas rakaat yang udah dilakukannya.

    Hatinya menjadi sedih. Ia mengerti bahwa sebab kebunnyalah ia ditimpa musibah didalam shalatnya.

    Ia langsung menemui Khalifah Ustman ra. dan berkata, “Ya Amirul Mu’minin, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakan sekehendakmu.” Kebun itu selanjutnya dijual seharga 50 ribu dirham, dan hasilnya digunakan fi sabilillah. ( Himpunan Fadhilah Amal : 70)

    Sungguh luar biasa para teman baik melindungi kualitas shalat mereka. Hal ini sebab kesadaran yang prima dapat hakikat shalat. Begitu pentingnya shalat agar shalat disebutkan pada alur kedua sesudah iman.

    Mari kita mengingat hadis Nabi saw dari Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dapat dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia dapat untungkan dan selamat. Dan jika tidak baik shalatnya maka ia dapat merugi. Jika ditemui tersedia kekurangan pada shalat fardhunya maka Rabb (Allah SWT) dapat bicara (kepada malaikat), ”Lihatlah apakah hambaKu punya amalan shalat sunah?” Maka kekurangan shalat fardhu dapat disempurnakan bersama shalat-shalat sunah. Kemudian amal-amal lainnya dapat dihisab layaknya itu. (Tirmidzi)

    Coba menyimak shalat kita. Tidak juga berapa kali kita lupa rakaat didalam shalat. Alih-alih bersedih bersama “lupa rakaat” shalat, seringkali kita justru menunda shalat sebab urusan dunia. Atau apalagi meninggalkan shalat. Astaghfirullahal ‘adzim. Kita terasa amat repot agar sholat qabliyah jumat kita terabaikan. Padahal shalatlah yang pertama kali dapat dihitung pada hari kiamat.

    Dalam konteks berharganya shalat, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang lepas satu shalatnya, seolah-olah ia udah kehilangan seluruh keluarga dan hartanya. (Ibnu Hibban-At Targhib).

    Kedua kisah diatas seharusnya menyentil hati kita. Mari memperbaiki Shalat. Sholat tidak lagi dikerjakan saat ”sempat”. Melainkan menjadi amalan utama yang wajib paling kita perhatikan.

    Bagi yang udah mobilisasi shalat lima waktu, mari kita perbaiki lagi bersama melindungi shalat di awal waktu. Kemudian kita meningkatkan lagi bersama shalat sunah dan amalan ibadah lain.

    Dengan demikianlah peran shalat didalam menghambat kemunkaran bisa menjadi nyata didalam kehidupan kita. “Sesungguhnya shalat itu menghambat dari (perbuatan) keji dan munkar.” (QS. Al-Ankabut : 45) Dalam skala yang lebih luas, Shalat bisa memperbaiki moral bangsa yang kian terpuruk. Wallahua’lam
     
Loading...

Share This Page