Unit Bisnis RGE ini Menerapkan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi

Discussion in 'General Business' started by Danis Pratama, Nov 21, 2018.

  1. Danis Pratama

    Danis Pratama New Member

    Joined:
    Jan 4, 2018
    Messages:
    7
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    [​IMG]


    Konsep Lean Manufacturing yang dijalankan oleh unit bisnis Royal Golden Eagle (RGE) termasuk Asian Agri dan PT RAPP dijalankan dengan prinsip circular economy. Penghematan biaya produksi dilakukan dengan pemanfaatan bahan baku seoptimal mungkin kemudian limbah yang dihasilkan dari proses produksi tidak dibuang begitu saja melainkan disulap menjadi hal lain yang bermanfaat.

    Selama ini limbah hasil proses produksi dimanfaatkan oleh unit bisnis Royal Golden Eagle menjadi listrik yang dimanfaatkan kembali untuk proses produksi sehingga RGE bisa memproduksi listrik sendiri yang bermanfaat untuk proses produksi dan masyarakat. Juga limbahnya dimanfaatkan sebagai biogas yang juga bermanfaat untuk penghematan biaya produksi dan bisa bermanfaat bagi lingkungan. Cara ini menjadi langkah lean manufacturing berkelanjutan yang dilakukan oleh unit bisnis Royal Golden Eagle.

    Lean Manufacturing Royal Golden Eagle dalam Proses Produksi
    Hingga tahun 2018, unit bisnis dari grup yang pernah bernama Raja Garuda Mas ini sudah memiliki 7 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG). Target Asian Agri juga di tahun 2020 nanti akan terbangun sebanyak 20 PLTBG.

    Semua ini dilakukan oleh Asian Agri sebagai perwujudan dari filosofi bisnis 5C, yaitu good for community, good for country, good for climate, good for customer, dan good for country. Asian Agri tahu bahwa pemerintah di Indonesia sedang menjalankan upaya mengejar target suplai listrik dengan kisaran angka 35 ribu megawatt. Anak perusahaan Royal Golden Eagle ini dapat mengambil bagian didalam upaya pencapaian suatu target tersebut melalui PLTBG yang sudah didirikan.

    Dengan dukungan suplai listrik dari Asian Agri ini maka warga akan terbantu. Ada juga suatu limbah cair yang dihasilkan didalam proses produksi minyak kelapa sawit pada setiap ton tandan buah segar akan diperoleh suatu limbah yang dikenal sebagai palm oil mill effluent (POME) kurang lebih sebanyak 550 kg dimana jumlah tersebut cukup banyak.

    Asian Agri selama ini berhasil mengelola limbah padat dan cair dengan baik. Mengenai limbah padatnya, unit bisnis dari RGE sukses memanfaatkannya sebagai suatu pupuk kompos. Akan tetapi untuk limbah cair, terobosan yang jauh lebih penting juga turut berhasil dilakukan oleh Asian Agri yang mampu mengubahnya dalam bentuk menjadi suatu energi listrik kembali. Akan tetapi dengan kejelian dan tekad, Asian Agri terus menerus melakukan upaya mencari penanganan POME yang jauh lebih baik. Hasilnya daripada sekedar ditampung sebelum diolah, anak perusahaan Royal Golden Eagle ini memilih mengubahnya menjadi suatu energi listrik. Dalam melakukannya, limbah cair diproses sedemikian rupa lebih dulu yang setelahnya POME dimasukkan ke sekitar gester dimana akan dilakukan proses anaerobic dalam menghasilkan biogas. Biogas juga masih perlu diolah kembali untuk menghasilkan tenaga listrik yang jauh lebih baik.
     
Loading...

Share This Page