Tips Terhindar Dari Switch Order Leasing

Masyarakat awam mungkin tidak menyadari bahwa ada teknis yang merugikan, yang dilakukan oknum leasing, dan dinamakan switch order. Secara umum, memang tidak terlalu merugikan secara langsung. Tetapi jika anda paham, aksi lempar order antar leasing (switching order) ini meniadakan potensi keuntungan lebih bagi pelanggan. Anda masih bingung? Berikut ini tips agar terhindar dari aksi ini, termasuk penjelasannya.
Kegiatan lempar order diantara leasing, HANYA didasari keuntungan oknum leasing secara pribadi. Kadang ada unsur penipuan di dalamnya. Pihak oknum menyatakan pinjaman kredit yang dilakukan ke kantornya dinyatakan ditolak, dan oknum ini menawarkan tangan untuk membantu mencarikan leasing lain yang direkomendasikannya. Masyarakat mungkin merasa hal tersebut tidak merugikan. Tetapi jika anda pahami, teknis ini sering dilakukan dengan kondisi sebagai berikut:

1. Sebenarnya permohonan anda disetujui. Bahkan mungkin anda masuk dalam kategori bagus / layak diberi pinjaman.
2. Adanya diskon yang besar bagi pihak ketiga yang diberikan oleh leasing lain.

Dari kedua kondisi tersebut, nampak jelas bahwa oknum leasing melakukan switch order dengan orientasi uang. Inilah yang saya sebutkan dengan potensi kerugian. Karena seharusnya, anda yang berhak atas order tersebut.
Dalam jasa keuangan, tindakan aksi lempar order antar leasing ini sangat fatal. Jika ketahuan oleh kantornya, maka oknum tersebut langsung dipecat dengan tidak hormat.
Mengapa tindakan ini jarang terdeteksi oleh karyawan lain? Hal ini disebabkan karena tidak ada laporan dari calon nasabah. Tips terbaik bagi anda yang kreditnya ditolak, mungkin ada baiknya bertanya langsung kepada pihak leasing. Anda bisa mengunjungi atau menelepon customer services. Silakan tanyakan alasan mengapa pinjaman kredit yang diajukan ditolak? Oknum biasanya tidak pernah memasukkan permohonan anda ke kantor, sehingga pada data tolakan leasing tidak muncul nama anda. Dan inilah kondisi yang perlu diwaspadai.

 

Yah.. namanya oknum di mana saja ada yang "nyleneh"