Syarat Pondasi Rumah 2 Lantai

Discussion in 'General Discussion' started by ariskahana, Jan 25, 2019.

  1. ariskahana

    ariskahana Member

    Joined:
    Nov 13, 2018
    Messages:
    35
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Syarat Pondasi Rumah 2 Lantai - Rumah 2 lantai tentu memiliki pondasi yang berbeda dengan rumah satu lantai, hal ini tentu rumah 2 lantai memiliki beban yang lebih dibandingkan rumah 1 lantai.

    [​IMG]

    Tentu struktur pondasinya juga berbeda, seperti yang kita ketahui bahwa pondasi merupakan bagian yang vital pada suatu bangunan. Bila bagian ini terdapat masalah maka semua yang dibangun diatasnya juga akan mengalami masalah. Berikut adalah syarat pondasi rumah 2 lantai yang harus diperhatikan pembangun :

    1. Beban yang harus ditopang pondasi

    Beban ini termasuk beban mati (beban pondasi dan struktur diatasnya yang bersifat tetap), beban hidup (penghuni, perabot, dan lain - lain yang sifatnya dapat berubah - ubah), beban gempa, beban angin dan sebagainya. Bangunan yang menggunakan material lebih ringan maka beban bangunan tersebut juga akan semakin ringan.

    Sebagai contohnya rumah yang terbuat dari batu bata dan beton tentu akan lebih berat dari rumah yang menggunakan papan / calsiboard. Hal ini juga sama seperti bangunan dengan rangka atap menggunakan kayu dan genteng tanah liat maka akan lebih berat dibandingkan rumah dengan rangka atap baja ringan dan genteng plastik.

    2. Jenis dan kondisi tanah

    Tentu karena pondasi dibangun di atas tanah maka kondisi tanah juga harus diketahui. Jenis tanah di Indonesia sendiri ada yang berjenis berbatu yang keras, tanah berpasir, tanah liat yang lunak dan sebagainya. Selain itu, kondisi tanah juga ada yang stabil dan juga labil. Tentu setiap jenis tanah mempunyai kebutuhan akan struktur pondasinya tersendiri. Oleh karena itu kita harus menyelidiki kondisi tanah sebelum membuat pondasi.

    3. Kondisi lingkungan

    Selain kondisi tanah, kondisi lingkungan di sekitar pondasi juga harus Anda perhatikan. Sebagai contohnya lingkungan setempat rawan gempa tentu pondasi yang dibuat juga harus tahan akan gaya - gaya yang mungkin terjadi saat gempa.

    Setelah kita mengetahui syarat pondasi rumah 2 lantai, maka selanjutnya berikut adalah beberapa jenis pondasi yang tepat untuk rumah 2 lantai :
    • Pondasi menerus batu kali : Apabila tanah keras berada tidak jauh dari permukaan tanah (≤1 m) maka pondasi tanah dangkal ini cocok digunakan. Penampang pondasi menerus biasanya berbentuk trapesium yang tingginya sama dengan lebar bawahnya dan menyatu dengan sloof. Meskipun terkesan struktur pondasi yang sederhana namun jenis pondasi ini dapat digunakan untuk rumah satu atau dua lantai, jenis pondasi ini juga dapat diganti dengan pelat beton lajur.
    • Pondasi tapak (foot plate) : Untuk jenis tanah yang padat atau pun relatif lembek cocok untuk menggunakan jenis pondasi tapak ini. Pondasi ini dibuat dari beton bertulang berbentuk tapak persegi dengan tiang yang terhubung dengan kolom utama (struktural) dengan kedalaman pondasi sekitar 1 - 3 meter. Jenis pondasi ini mampu menahan beban bangunan 2 - 3 lantai. Jenis pondasi ini juga dapat digabungkan dengan pondasi menerus batu kali untuk mendukungnya untuk jenis tanah tertentu.
    • Pondasi cakar ayam: Jenis pondasi ini adalah yang paling umum digunakan karena relatif dapat diterapkan pada berbagai jenis / kondisi tanah, terlebih lagi bila pondasi akan dibuat pada kondisi tanah di daerah labil dan relatif lunak seperti kondisi tanah yang terletak pada perbukitan. Jenis pondasi ini terdiri dari plat beton bertulang dengan ketebalan ±10 - 12 cm yang menyatu dengan pipa - pipa beton bertulang pada bagian bawahnya. Dengan struktur tersebut maka kestabilan bangunan dapat dipertahankan dan dapat mengantisipasi bila terjadi penurunan tanah.
    • Pondasi tiang seperti sumuran, bore pile maupun strauss pile : Apabila tanah yang keras berada di kedalaman yang dalam sekitar 6 - 30 meter maka jenis pondasi pondasi tiang seperti tiang pancang, sumuran dan bore pile atau strauss pile cocok untuk digunakan. Prinsip dasar pondasi ini adalah dengan menancapkan tiang beton ke dalam tanah.
    Apabila untuk keperluan rumah tinggal maka lebih cocok dengan cara menggali sumur lalu dicor beton, berbeda dengan bore pile dan strauss pile yang cara pembuatannya dengan memasang tulangan besi dan bekisting pipa, lalu dicor beton.

    Semua jenis pondasi tersebut tentu juga harus memenuhi standarnya tersendiri untuk mendapatkan kualitas yang dibutuhkan. Salah satu yang paling penting adalah dari segi tingkat kekerasannya. Oleh karena itu pengujian kekerasan pondasi menggunakan hardness tester (alat ukur kekerasan) merupakan hal yang penting dilakukan untuk menentukan kualitas pondasi bangunan.
     
Loading...

Share This Page