Siapakah Imam Syafi’i?

Discussion in 'Education' started by lordard, Oct 20, 2019.

  1. lordard

    lordard Member

    Joined:
    Aug 16, 2016
    Messages:
    116
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Halo agan-agan bersosial, kali ini ane mau membuat thread pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan dunia Islam. Dalam islam, kami mengenal beberapa Mazhab, yang salah satunya adalah MAzhab Imam Syafi'i. Nah siapa sih sebenarnya beliayu ini ?

    Imam Syafi’i adalah ulama besar Sunni yang mendirikan mazhab Syafi’i. Ia adalah kerabat Rasulullah SAW dari Bani Muththalib yang merupakan keturunan Al-Muththalib, yakni saudara kakek Nabi Muhammad, Hasyim. Ayah Imam Syafi’i adalah Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasab Imam Syafi’i bertemu dengan Rasulullah SAW di Abdul-Manaf.

    Kisah Imam Syafi’i dimulai saat belajar di Mekkah sejak ia dibawa ke kota tersebut oleh ibunya pasca ayahnya meninggal saat Imam Syafi’i berusia dua tahun. Imam Syafi’i telah menunjukkan kecerdasannya dalam menghafal sya’ir, berbahasa Arab, dan sastra. Berkat keahliannya dalam berbahasa Arab, Imam Syafi’i mendapat sebutan imam bahasa Arab. Saat itu di Mekkah ia belajar dengan para ulama fiqih di Mekkah, salah satunya adalah Muslim bin Khalid Az-Zanji yang merupakan mufti Mekkah pada saat itu. Kemudian saat ia berusia 15 tahun, gurunya tersebut mengizinkan Imam Syafi’i memberi fatwa.

    Setelah belajar di Mekkah, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk belajar fiqih kepada Imam Malik bin Anas. Pada masa belajarnya tersebut, ia belajar menghafal kitab Muwattha kepada Imam Malik. Ia berhasil menghafal kitab tersebut dalam 9 malam. Kecerdasan Imam Syafi’i membuat gurunya, Imam Malik merasa kagum. Kekaguman yang sama dirasakan Imam Syafi’i kepada Imam Malik sehingga mengeluarkan pernyataan yang berbunyi “Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Imam Syafi’i juga dikenal mengagumi kitab karya Imam Malik dan berkata bahwa kitab tersebut sangat menambah ilmu pengetahuannya. Guru lain yang juga ia kagumi adalah Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, ia menggambarkan gurunya tersebut dengan pernyataan “Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.”

    Imam Syafi’i kemudian pergi ke Yaman untuk bekerja. Di sini ia sembari belajar kepada ulama Yaman yakni Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf Al-Qadli. Setelah tinggal di Yaman sebentar, ia melanjutkan perjalanannya ke Kota Baghdad, Irak pada tahun 183 Hijriah untuk belajar kepada ahli fiqih bernama Muhammad bin Al-Hasan. Gurunya yang lain di Iraq bernama Ismail bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi. Selama tinggal di Baghdad, ia melahirkan Khalifah Ar-Rasyid dan menulis qaul qadim yang merupakan mazhab lamanya. Kemudian Imam Syafi’i pergi ke Mesir pada tahun 200 Hijriah dan menulis mazhab barunya bernama qaul jadid. Imam Syafi’i wafat di Mesir pada tahun 204 Hijriah di bulan Rajab sebagai syuhadul ilm yang artinya pejuang ilmu.

    Selama masa hidupnya, Imam Syafi’i menghasilkan karya kitab terkenal bernama Ar-Risalah, yang membahas ushul fiqh dan kitab Al-Umm yang berisi mazhab fiqih hasil buah pikirnya yang terbaru. Imam Syafi’i mampu menyatukan fiqh ahli Hijaz dan fiqih ahli Irak. Ia adalah seorang ahli fiqh, ushul, hadis, dan merupakan seorang mujtahid mutlak. Imam Ahmad menggambarkan Imam Syafi’i sebagai tinta dan ilmu yang diturunkan Allah. Imam Syafi’i melahirkan mazhab yang menolak maslahah mursalah, berdasar kuat pada Al-Qur’an Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Mazhab Syafi’i menolak istihsan.

    Semoga bermanfaat ya ...

    -Salam-
     
Loading...
Similar Threads - Siapakah Imam Syafi’i
  1. lordard
    Replies:
    0
    Views:
    1,424

Share This Page