Salah Satu Penyebab Angka Kemiskinan Naik Adalah Rokok

Discussion in 'Science' started by KangAndre, Dec 18, 2018.

  1. KangAndre

    KangAndre Member

    Joined:
    Jan 25, 2014
    Messages:
    10,244
    Likes Received:
    2,714
    Trophy Points:
    413
    Mengapa rokok termasuk ke dalam komoditas yang ditetapkan BPS dalam mengukur kemiskinan? Menurut Kepala Subdirektorat Statistik Kerawanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ahmad Avenzora, hal ini karena konsumsi rokok di Indonesia cukup tinggi.

    "Rokok banyak dikonsumsi sehingga masuk dalam komoditas dalam mengukur kemiskinan. Posisinya selalu menempati posisi kedua setelah beras," kata Ahmad.

    rokok.jpg

    Pada Maret 2017, 19,63 persen penduduk miskin adalah perokok. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, persentase penduduk merokok di perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan.

    September 2017 lalu, beras memberi pengaruh terhadap garis kemiskinan sebesar 18,8 persen di perkotaan dan 24,52 persen di perdesaan. Sementara komoditas rokok berada di urutan kedua dengan kontribusi sebanyak 9,98 persen di perkotaan dan 10,70 persen di perdesaan.

    BPS menggunakan metodologi arus utama yang banyak digunakan di negara-negara berkembang untuk mengukur kemiskinan, yaitu konsep kebutuhan dasar. Konsep tersebut mengukur komoditas-komoditas yang banyak dikonsumsi.

    Di Indonesia, terdapat 52 jenis komoditas kebutuhan dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

    5 Komoditas yang berkontribusi pada tingkat kemiskinan di Indonesia adalah:
    1. Beras
    2. Rokok
    3. Daging sapi
    4. Kebutuhan pangan lain
    5. Non-makanan
     
Loading...

Share This Page