Persamaan Bendera Turkey Dengan Aceh,kenapa mirip

Discussion in 'Politik' started by ani125, Nov 14, 2016.

  1. ani125

    ani125 Member

    Joined:
    Jun 26, 2015
    Messages:
    191
    Likes Received:
    28
    Trophy Points:
    28
    Dinasti Turkey Utsmaniyah
    Dalam Hikajat Soeltan Atjeh Marhoem dikisahkan tentang kemurahan hati Sultan Kerajaan Turki Usmani yang mengirimkan ahli-ahlinya untuk mengajarkan seni berperang, membangun Kerajaan Aceh, juga menghadiahkan beberapa meriam sebagai alat bantu perang yang terkenal dengan nama Meriam Lada Sicupak. Dinamakan Meriam Lada Sicupak karena jauh dan rumitnya perjalanan dari daratan Aceh ke Kerajaan Turki, yang mengakibatkan utusan Kerajaan Aceh tersesat sampai memakan waktu tiga tahun untuk sampai di daratan Turki. Mereka terpaksa menjual padi, beras, dan lada-hadiah untuk Raja Turki yang masing-masing barang tersebut dimuat dalam tiga kapal layar-demi bertahan hidup.

    Rombongan Aceh yang tiba di Istanbul dengan kapal bermuatan lada, komoditi paling berharga zaman itu ditugaskan Sultan Alauddin mempersembahkan lada yang dibawa kepada Sultan Sulaiman. Lada yang dibawa itu juga menjadi sumber perbelanjaan selama rombongan itu di Istanbul menanti dibenarkan menghadap Sultan Sulaiman yang sedang memimpin tenteranya di Hungary. Akhirnya, Sultan Sulaiman mangkat pada 1566 dan jasadnya dibawa pulang untuk dimakamkan di Masjid Sulaimaniye, Edirne.

    Hanya tinggal Lada sebanyak setengah bambu (Lada Sicupak) yang bisa dipersembahkan kepada Raja Turki Usmani. Selain itu, pada De Hikajat Atjeh dikisahkan juga tentang kunjungan utusan Kerajaan Turki ke Aceh untuk mencari obat bagi Raja Turki yang sedang mengidap suatu penyakit. Setelah mendapatkan obat yang dicari, maka pulanglah utusan tersebut dari Aceh dan dilaporkanlah kepada Sultan Turki Usmani tentang kemegahan Kerajaan Aceh. Sultan pun mengatakan pada wazirnya, “Pada masa lampau di Bumi atas kehendak Allah terdapat dua Raja besar yaitu Nabi Sulaiman dan Raja Iskandar Zulkarnain, maka pada zaman sekarang atas kehendak Allah terdapat dua raja yang amat besar, kita di Barat dan Sri Sultan Perkasa `Alam Raja di Timur.”

    Sayangnya, di dalam hikayat-hikayat tersebut tidak didapatkan informasi secara jelas tentang raja yang berkuasa di Turki dan di Aceh saat itu. Namun, berdasarkan sumber yang lebih terpercaya sebagaimana ditulis oleh Muhammad Said dalam Aceh Sepanjang Abad, pengiriman bantuan dari Turki ke Aceh terjadi ketika Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah Al-Kahhar berkuasa di Aceh. Apabila kita membaca sumber yang ditulis sejarawan asing, baik dari Turki ataupun negara lain, disebutkan bahwa hubungan Kerajaan Aceh dan Turki telah terjalin sepanjang abad ke-16 sampai awal abad ke-17.

    Kerajaan Aceh menjalin hubungan dengan Turki semenjak Turki Usmani berada di bawah kekuasaan Sultan Selim I, kemudian berganti Sultan Sulaiman I, sampai masa Sultan Selim II, bahkan berlanjut lagi pada abad ke-19 ketika kekuasaan di tangan Sultan Abdulmejid II. Sumber Turki, Ismail Hakki Goksoy, menyebutkan, Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah Al-Kahhar mengirim surat kepada Sultan Sulaiman melalui duta besar Hussein bertanggal 7 Januari 1566 dengan tujuan meminta bantuan militer untuk memerangi pasukan Portugis.

    Namun, bantuan berupa ahli perang, kapal, meriam, tentara bersenjata lengkap tidak dapat segera dikirimkan dikarenakan beberapa peristiwa yang terjadi di Istanbul pada saat itu, termasuk juga peristiwa pengangkatan Sultan Selim II menggantikan Sultan Sulaiman yang mangkat.

    Istanbul Turki saat itu pernah dikenali sebagai "Islambul" yang bermaksud Kota Islam yang dibelah dua oleh Selat Bosphorus, memisahkan benua Asia dari Eropah. Menara masjid yang kelihatan di mana saja di kota itu menggambarkan pengaruh Islam yang kuat sepanjang 471 tahun era Uthmaniyah di Istanbul. Sejak 1453 hingga 1924 iaitu dari detik Muhammad Al-Fateh membuka kota Constantinople hingga ke saat Mustafa Kamal Atarturk mengisytiharkan berakhirnya institusi Khalifah Uthmaniyah di Turki, 1001 peristiwa tercatat di lembaran sejarah Islam.

    Keagungan Sultan Sulaiman Al-Qanuni, pemimpin empire Uthmaniyah yang mewariskan kemegahan Islam melalui perluasan jajahan takluk dan penyebaran agama Islam, masih disebut hingga hari ini. Mungkin kejayaan itulah yang menjadi inspirasi kepada Sultan Aceh, Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar, hingga merangsang beliau menghantar wakil diplomatik ke Istanbul.


    Sumber
     
    wrep17 likes this.
  2. Sarang Semut

    Sarang Semut Member

    Joined:
    Oct 14, 2015
    Messages:
    433
    Likes Received:
    46
    Trophy Points:
    28
    Persamaan Bendera Indonesia dan Polandia, Kenapa Mirip??
     
Loading...
Similar Threads - Persamaan Bendera Turkey
  1. muhrasta
    Replies:
    0
    Views:
    988

Share This Page