Pedang Keramat Thian Hong Kiam - kho ping hoo

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 12, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    Pada tahun 870 sampai 873 rakyat Tiongkok
    menderita hebat sekali karena buruknya
    pemerintah yang dipegang oleh Dinasti Tang.
    Pembesar-pembesar dari yang terkecil sampai yang
    terbesar, dari yang terendah sampai yang tertinggi,
    semua melakukan korupsi besar-besaran, hingga
    tenaga dan harta benda rakyat diperas habis-
    habisan.
    Di antara sekalian pembesar-pembesar koruptor
    tinggi, kaum Thaikam (orang kebiri) yang paling
    hebat menjalankan peranan. Mereka ini tidak saja
    berpengaruh di dalam istana kaisar, tapi meluas
    sampai keluar hingga boleh dibilang, semua
    pembesar militer dan sipil berada dalam genggaman
    tangan mereka. Lebih dari setengah bagian dari pada
    seluruh tanah di ibukota dikuasai oleh para Thaikam
    ini.
    Para petani, atau lebih tepat disebut buruh tani,
    bekerja di atas tanah tuan-tuan besar ini melebihi
    kerja seekor kerbau. Sedangkan para petani yang
    memiliki sedikit tanah,
    dikenakan pajak yang sangat tinggi. Untuk tiap mou
    sawah, seorang petani harus membayar pajak dari
    50 sampai 100 kati gandum.
    Tentu saja ini merupakan delapan bagian dari pada
    hasil tanah mereka. Apalagi ketika dalam tahun 873
    di daerah Shantung dan Honan terserang musim
    kering yang hebat,
    sedangkan pajak yang telah ditetapkan itu sama
    sekali tidak berubah atau dikurangi.
    Celakalah nasib kaum tani. Siapa yang tidak kuat
    membayar pajak sebagaimana yang telah
    ditetapkan, dihukum berat.
    Hukuman yang paling ringan adalah hukum cambuk
    lima puluh kali. Tapi hukuman yang disebut paling
    ringan inipun sering mengantar nyawa seseorang ke
    alam baka, karena siapakah yang kuat menahan
    pukulan cambuk besar sampai lima puluh kali,
    sedangkan tubuh yang dicambuk itu telah begitu
    kurus kering karena kurang makan?
    Ada nasehat-nasehat kuno yang menyatakan bahwa
    rakyat jelata akan tunduk dan menurut apabila perut
    mereka kenyang, maka kenyangkanlah dulu rakyat
    jelata jika menghendaki Negara tenteram dan aman.
    Pada tahun 874, terbuktilah betapa tepatnya kata-
    kata itu.
    Para petani yang terjepit dan menderita dengan
    perut kosong, tak dapat bertahan lagi dan menjadi
    nekad. Maka pecahlah pemberontakan pertama di
    Cang-yuang (Shantung) yang
    dipimpin oleh Ong Sien Ci, dan pemberontakan ini
    didukung oleh hampir seluruh rakyat kecil. Pada
    tahun berikutnya, rakyat di Coa-chau memberontak
    pula, dipimpin oleh seorang patriot bernama Oey
    Couw.
    Empat tahun kemudian, Ong Sien Ci tewas dalam
    sebuah pertempuran melawan tentara
    kerajaan Tang di Hupeh. Akan tetapi dalam sesuatu
    revolusi suci, tewasnya seorang dua orang, bahkan
    ratusan atau ribuan orang, tak menjadi soal dan
    sama sekali takkan
    memadamkan api revolusi yang menggelora. Mati
    satu maju dua, gugur seratus maju
    seribu.
    Demikianlah, setelah Ong Sien Ci tewas, Oey Couw
    segera menggantikan dan memegang pimpinan atas
    barisan pemberontak yang berjumlah tidak kurang
    dari enam puluh laksa orang. Oey Couw yang gagah
    perkasa menjalankan taktik gerilya di sepanjang
    propinsi Hupeh, Kiangsi, Cekiang dan An hwei lalu
    memutar dan kembali ke Honan, hingga dalam
    operasinya ini, Oey Couw telah melakukan semacam
    “long march” yang jauhnya sepuluh ribu li lebih.
    Pedang Keramat Thian Hong Kiam - kho ping hoo
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page