Pedang Bunga Bwee - Tjan ID

Discussion in 'Creative Art & Fine Art' started by cerita-silat, Dec 12, 2014.

  1. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    MALAM kelam seluruh kota Yang- chiu diliputi
    kegelapan,
    suasana sunyi senyap.
    Disisi kota itu terletak suatu telaga yang disebut
    telaga So -
    Si - Auw, berbeda dengan suasana kota, telaga itu
    ramai
    sekali dengan perahu-perahu pesiar yang hilir mudik
    ditengah
    telaga.
    Ketika itulah, tampak sebuah perahu berlabuh jauh
    ditengah telaga, pintu jendelanya tertutup rapat, dari
    balik
    ruang perahu tak kedengaran sedikit suarapun.
    Dari lampu lentera yang jauh tergantung diatas tiang
    layar,
    para penduduk kota Yang-chiu segera mengenali
    perahu itu
    sebagai perahu pribadi Liek Hong Hwie, pelaCur
    kelas tinggi
    dari kota tersebut
    Lie Hong Hwie baru muncul tiga bulan berselang,
    namun
    keharuman namanya sudah menjelajahi hampir
    seluruh kota
    Yang - chiu, keCantikan wajahnya, potongan
    badannya yang
    menggiurkan kepandaian sastra serta musiknya yang
    menawan sudah terkenal dan mempesonakan
    banyak orang.
    Malam semakin kelam, tiba-tiba dari tempat
    kejauhan
    bergerak datang sebuah sampan keCil, diatas perahu
    itu
    duduklah seorang pelaCur yang tak laku dalam
    dagangannya,
    dengan sinar mata keheranan ia menatap perahu Lie
    Hong
    Hwie tajam-tajam, sementara dalam hati merasa
    heran.
    Apa sebabnya ini hari perahu tersebut kelihatan
    begitu
    sunyi? Padahal pada hari hari biasa suasana tentu
    diramaikan
    dengan gelak tertawa manusia.
    Perahu sampan meluncur semakin dekat kurang
    lebih lima
    enam tombak dari perahu besar tersebut, mendadak
    jendelanya terbentang lebar disusul munculnya
    seraut wajah
    hitam yang penuh dengan cambang.
    "Siapa ? apa maksudmu datang kemari ?" terdengar
    orang
    itu membentak dengan nada tegang dan lantang.
    Pelacur diatas sampan itu kelihatannya tertegun lalu
    tertawa.
    "Aaaaaah kiranya Loo Loya.." serunya. "Angin apa sih
    yang
    telah menghembus dirimu, sehingga malam ini bisa
    muncul
    disini sambil minum arak sunyi ? Aku datang untuk
    menjenguk
    adik manis dari keluarga Lie ".
    "Malam ini aku pinjam perahu nona Lie untuk
    menjamu
    seorang tamu agung, saat ini nona Lie tiada waktu,
    kau tak
    usah mencari dia lagi, mau ketemu besok saja "
    Jendela kembali tertutup, roman wajah yang hitam
    itupun
    lenyap dari pandangan-Pelacur itu tak berani banyak
    bicara
    lagi, buru-buru ia dayung perahunya meninggalkan
    tempat itu.
    Dia kenali wajah hitam tadi sebagai orang penting
    dalam
    pemerintahan kota Yang - chiu, dia adalah pengawal
    pribadi
    dari Tie-hu thayjien yang bernama Loo Sian Khek.
    ilmu
    silatnya telah tersohor dalam dunia persilatan,
    perbuatannya
    tegas dan adil, kota Yang-chiu bisa aman dari pencuri
    pun
    sebagian besar berkat tenaganya.
    Tetapi ada satu hal yang aneh hubungan
    persahabatan Loo
    Sian Khek amat luas lagi pula ia paling pantang main
    perempuan nakal. Apa sebabnya pada malam ini ia
    malah
    menjamu tamunya diatas perahu Lie Hong Hwie,
    seorang
    pelacur kelas tinggi ? siapa yang sedang dijamu ?
    mengapa
    gerak geriknya penuh rahaSia ?
    Meskipun pelacur itu merasa curiga, namun ia tak
    berani
    mengintip Sebab nama besar Loo Sian Khek sudah
    sangat
    tersohor, kalau sampai cari gara-gara dengan dirinya,
    maka
    kerugian besar tentu akan didapat.
    Suasana diliputi keheningan, beberapa saat
    kemudian dari
    balik ruang perahu berkumandang suara seseorang
    yang
    lembut dan merdu:
    "Looya berdua cuma melulu minum arak belaka,
    bagaimana
    kalau aku nyanyikan sebuah lagu untuk kalian ?
    Waaaah kalau
    begini terus, bisa-bisa orang lain anggap kita yang
    ada disini
    sudah mati semua "
    Loo Sian Khek ingin menampik, tapi suara lain segera
    menyambung: "Loo heng, biarkanlah dia menyanyi
    sudah
    lama kudengar nama harum nona Lie menggetarkan
    kota
    Yang- chiu, mungkin nama besarnya tidak berada
    dibawah
    Loo- heng, selama ini siauw-te belum pernah minta
    petunjuknya . "
    Agaknya kedudukan orang ini luar biasa, ucapan
    tersebut
    tidak menimbulkan amarah dalam hati Loo Sian
    Khek. Malah ia
    berkata kemudian setelah termenung beberapa saat:
    "Liem
    kongcu, dalam keadaan seperti ini kau masih punya
    kegembiraan untuk..."
    "Loo-heng apa gunanya bersikap tegang selalu ?"
    Tukas
    Liem - kongcu sampai tertawa, "cuma sekuntum
    bunga mawar
    putih yang terlalu biasa, perlu apa selalu
    dikuatirkan ?
    mungkin ada orang yang sengaja ajak kau bergurau
    manusia
    hidup untuk bersenang-senang, tak usah kita pikirkan
    masalah
    itu lagi Lebih baik kita minum cari kesenangan lagi
    pula hatiku
    sudah kesal sejak tadi, Bukalah jendela jendela itu
    agar udara
    segar bisa berhembus masuk."
    Belum sempat Loo Sian Khek menampik, Liem
    kongcu
    sudah mengambil tindakan cepat dengan membuka
    seluruh
    jendela ruangan tersebut.
    Mengikuti terbukanya jendela, terlihatlah suasana
    dalam
    ruang perahu itu, perabot diatur rapi dan indah,
    ditengah
    ruangan tersusun sebuah meja perjamuan dan
    disekitar meja
    tadi duduklah tiga orang.
    Loo sian Khek berusia empat puluh tahunan,
    perawakan
    tubuhnya tinggi kekar, sedang Liem kongcu berusia
    dua puluh
    lima enam tahunan. badannya berwarna hitam
    namun
    tampan, Sedang orang ketiga adalah seorang nona
    berwajah
    cantik, dia bukan lain adalah Lie Hong Hwie.
    Loo Sian Khek kerutkan alisnya yang tebal, agaknya
    ia
    merasa kurang leluasa untuk mengumbar amarah,
    cuma
    gerutunya:
    "Kongcu, kau adalah seorang anak sekolahan yang
    tak tahu
    persoalannya dunia persilatan, pemilik bunga mawar
    putih itu
    sudah empat tahun lamanya malang melintang
    dalam dunia
    persilatan selama ini tiada korbannya yang dibiarkan
    hidup,
    kali ini dia sudah cari satroni dengan ayahmu,
    peristiwa ini
    benar luar biasa sekali, sebab selamanya ia cuma
    turun
    tangan terhadap orang kangouw dan jarang
    tancapkan kaki
    ketempat lain".
    "Aaaah, aku rasa hal ini pasti disebabkan hioloo ci -
    Liong -
    Teng milik nenek moyangku itu" sahut Liem kongcu
    sambil
    tertawa hambar, "Siauw-te cuma tahu itulah benda
    mustika,
    tak tahu dimanakah letak kemustikaannya ? maka
    setelah
    ayah ku menerima surat ancaman, beliau segera
    serahkan
    benda itu kepada siauw-te dan perintahkan aku
    untuk ikut
    Loo- heng datang kemari menjumpai bunga mawar
    putih itu,
    nanti seandainya persoalan bisa diselesaikan secara
    damai,
    harap Loo-heng sudahi saja persoalan itu sampai
    disini."
    "Tetapi disamping itu siauw-te pun ingin menanyakan
    apa
    sih kegunaan dari hioloo ci-Liong-Teng tersebut"
    "Kongcu pikiranmu terlalu polos." kata Loo Sian
    Kheksambil
    menghela napas panjang.
    "Tindak tanduk si bunga mawar putih sadis dan
    telengas,
    semoga saja dia tidak melukai diri Kongcu, dengan
    demikian
    aku orang she- Loo pun bisa pertanggung jawabkan
    keselamatan kongcu dihadapan ayahmu, Kalau
    tidak... Yaaa...
    demi membalas budi Thayjien sekalipun harus
    korbankan jiwa
    aku harus lindungi keselamatan kongcu "
    "Betulkah si mawar putih itu tidak pakai aturan ?
    macam
    apa sih orangnya ?" seru Liem Kongcu kurang
    percaya,
    sepasang matanya melotot bulat-bulat. Perlahan-
    Iahan Loo
    Sian Khek menghela napas panjang.
    "Empat puluh tahun lamanya si Bunga mawar putih
    malang
    melintang dalam dunia persilatan namun tak
    seorangpun yang
    berhasil menyaksikan wajah aslinya, setiap kali ia
    selesai
    membunuh orang, ditinggaikannya sekuntum bunga
    mawar
    putih sebagai tanda, bahkan kebanyakan jago
    kangouw yang
    dibunuh adalah jagoan-jagoan lihay kenamaan,
    Ditinjau dari
    hal ini bisalah kita tarik kesimpulan bahwa ilmu
    silatnya betulbetul
    sangat lihai, dan perbuatannya pun telengas..."
    Pedang Bunga Bwee - Tjan ID
     
  2. cerita-silat

    cerita-silat Member

    Joined:
    Dec 7, 2014
    Messages:
    292
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    18
    Google+:
Loading...

Share This Page