Kontroversi dan Ketidakadilan di Piala Eropa 2020

Discussion in 'Bola' started by bimo dimas, Jun 28, 2021.

  1. bimo dimas

    bimo dimas Member

    Joined:
    Oct 26, 2020
    Messages:
    300
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    BolaSkor.com - Timnas Wales jadi negara yang angkat koper terlebih dahulu di fase 16 besar Piala Eropa 2020. The Dragons - julukan Wales - disingkirkan Denmark di Amsterdam ArenA dengan skor telak 0-4.

    Dua gol dilesakkan Kasper Dolberg, Joakim Maehle, dan Martin Braithwaite. Denmark melanjutkan cerita indah mereka di Piala Eropa dan suporter mulai bermimpi dengan kenangan sukses memenangi Piala Eropa 1992.

    Denmark bermimpi tapi tidak dengan Wales yang sempat membuat kagum Eropa dengan perjuangan mereka di Piala Eropa 2016 ketika mencapai semifinal. Menyikapi kekalahan itu Chris Gunter, bek senior Wales angkat bicara.

    Pengemas 102 caps yang sudah membela Wales sejak 2007 menilai Piala Eropa 2020 sebagai turnamen settingan, tidak adil, dan dipenuhi kontroversi. Bukan tanpa alasan bek Charlton Athletic itu berbicara melalui Instagram.

    Pertama, venue pertandingan ketika Wales sudah memainkan dua dari tiga laga grup dengan jarak 2.600 mil di Baku dan Roma, lalu bepergian ke Belanda.

    Tak hanya jarak, batasan bepergian karena virus corona juga membuat mayoritas fans Wales tak bisa hadir di Belanda hingga stadion dipenuhi suporter Denmark.

    "Jadi perjalanan bulan ini telah berakhir. Kami tidak pantas mendapatkan garis skor itu tetapi siapa bilang hidup itu adil," terang Chris Gunter.

    "Rasanya sakit seperti orang gila, tetapi terluka dengan beberapa teman terbaik saya yang telah saya bagikan di ruang ganti selama bertahun-tahun membuatnya sedikit lebih mudah. Dan untuk membaginya dengan bangsa yang semuanya merasakan hal yang sama bahkan lebih mudah."

    "Dicoret dari persaingan sebelum bola ditendang, 3.000 mil dari rumah. Setiap negara memiliki penggemar ke mana pun mereka pergi. Anda dan kami pantas mendapatkan lebih banyak dari lelucon ini yang dibuat dari sebuah turnamen, tetapi siapa bilang hidup itu adil."

    "Menangislah, tapi kemudian tersenyumlah bahwa kami sedang makan di meja teratas lagi. Dan tersenyum lebih banyak lagi bahwa kami akan kembali, dan kami akan menjadi orang-orang dengan stadion penuh yang menyanyikan lagu kebangsaan kita yang pantas kita dapatkan."

    Masa Depan timnas Wales

    Kendati tersingkir dengan cara yang menyakitkan, Gunter meyakini masa depan Wales cerah. Pasalnya dalam skuad terkini ada beberapa pemain muda yang bisa jadi tulang punggung masa depan tim seperti Ethan Ampadu (20 tahun), Neco Williams (20 tahun), Joe Rodon (23 tahun), Harry Wilson (24 tahun), Daniel James (23 tahun), David Brooks (23 tahun).

    "Negara ini berada di tangan yang aman dengan skuad yang kami miliki, percayalah. Saya akan pergi ke parit dengan setiap anggota tim dan staf ini," tambah Gunter.

    "Sedih, tapi banggalah. Hanya ada tiga juta dari kami, tetapi kami adalah orang-orang yang beruntung, dan tidakkah Anda mengetahuinya. Sabar, angkat dagu Anda. Kami akan baik-baik saja, percayalah padaku."

    "Benar-benar terima kasih atas semua dukungan dan cinta. Sampai jumpa lagi. Gunts," urai dia.

    Sumber
     
Loading...

Share This Page