Inilah 7 Orang yang Sukses di Industri Properti Indonesia

Discussion in 'General Discussion' started by PropertiNet, Oct 26, 2016.

  1. PropertiNet

    PropertiNet Guest

    Industri properti merupakan salah satu bidang yang tidak akan mati. Perkembangan bisnis properti di Indonesia sendiri mengalami perkembangan yang signifikan, terlihat dengan banyaknya pembangunan perumahan-perumahan baru termasuk apartemen yang terus berjalan.

    Ada tujuh orang yang sukses dalam menggeluti bisnis properti di Indonesia diantaranya :

    1. Trihatma K. Haliman
    Generasi kedua, Putra Anton K Haliman. Pendiri Agung Podomoro Group (APG), yang berubah menjadi Agung Podomoro Land (APLN) setelah masuk pasar modal . Anton merintis bisnis pertama kali melalui pembangunan hunian di Kawasan Simpruk tahun 1969. APLN tercatat salah satu pemasok utama ritel dari total pasokan sekitar 4,25 juta meter persegi. Saat ini APLN menguasai lebih dari 60% pasokan kondominium, dari total yang ada di Jakarta sejumlah 17.148 unit atau sekitar 26.000 unit total pasokan yang sudah dan akan dibangun di seluruh Indonesia saat ini. Trihatma yang meneruskan perusahaan yang dirintis oleh orangtuanya menjadi pemain properti besar di tanah air dengan total aset per triwulan 3 tahun 2014 Rp 22,3 triliun dan pendapatan periode tersebut Rp 3,5 triliun.

    2. The Ning King
    Pria yang berusia 84 tahun ini adalah salah satu pengusaha papan atas di Indonesia. Pemilik pabrik tekstil Argo Pantes, melalui PT Argo Manunggal mengontrol lebih dari 30 perusahaan termasuk PT Tangerang Fajar Industrial Estate, PT Manunggal Prime Development and PT Argo Manungggal Land Development merupakan pemegang saham terbesar Alam Sutera dan Bekasi Industrial Estate. Alam Sutera mulanya adalah perusahaan keluarga Harjanto Tirtohadiguno. Berdiri tahun 1973 dengan nama PT Alfa Goldland Realty sekaligus menjadi nama proyek pertama di bisnis properti, perumahan Taman Alfa Indah, di Jakarta Barat.

    Sukses di Taman Alfa Indah, lalu mendapat hak pengembangan lahan di Serpong Tangerang, Banten saat kawasan itu masih berupa hutan belantara, pohon karet dan lapangan ilalang. Tahun 1994 sekitar 1.100 unit hunian terjual dalam waktu dua minggu. Alam Sutera memiliki aset Rp 16,3 triliun hingga triwulan III/2014. Pendapatan pada triwulan tersebut Rp 2,8 tiriliun. Di PT Bekasi Fajar Industrial Estate The Ningkin dan keluarga masih menjadi pemegang mayoritas 64% saham. Sampai triwulan III 2014 lalu memiliki aset sekitar Rp 1,1 triliun dengan pendapatan pada periode tersebut Rp 496 miliar.

    3. Alexander Tedja
    Seoarang pendiri konglomerasi bisnis Pakuwon Djati. Kerap juga disebut rajanya properti Surabaya. Dalam perjalanan bisnis Pakuwon pun merambah Jakarta dan berhasil membangun sejumlah mega proyek berupa superblok, pusat belanja dan apartemen. Pakuwon saat ini memiliki aset per triwulan III/2014 sebesar Rp 12,7 triliun dan pendapatan periode tersebut Rp 2,7 triliun. Alexander Tedja tercatat perintis utama properti berkonsep mixed use di Surabaya. Tahun 2007 memasuki Jakarta melalui investasi superblok Gandaria City yang beroperasi sejak 2010. Dilanjutkan pembukaan superblok Kota Kasablanka Juli 2012.

    4. Ciputra
    Pendiri dan perintis konglomerasi bisnis Grup Ciputra. Penggagas 20 komplek perumahan berskala kota. Beberapa di antraranya berada di mancanegara, lebih dari 10 pusat belanja 10 hotel berbintang dan 5 padang golf. Grup Ciputra membawahi 3 emiten properti yaitu Ciputra Development (CTRA), Ciputra Properti (CTRP), dan Ciputra Surya (CTRS) hingga akhir tahun lalu, pendapatan grup ini mencapai Rp. 8 triliun, dengan total aset sebesar Rp 33 triliun, serta kapitalisasi pasar lebih dari Rp 22 triliun. Ciputra dan keluarga masih memiliki saham yang signifikan di semua entitas bisnisnya. Dalam pengelolaan mengelola usaha sehari-hari mempercayakan anggota keluarga di jajaran top manajemen.

    Grup Ciputra adalah kelompok usaha yang berawal dari PT Citra Habitat Indonesia yang pada awal 1990 namanya diubah menjadi Ciputra Development. Ciputra menjadi dirutnya dan keenam jajaran direksinya diisi oleh anak serta menantunya. Grup ini go public di pasar modal pada Maret 1994. Dengan modal awal kala itu hanya 10 Juta Rupiah, Ciputra terus mengembangkan jaringan perusahaannya hingga berjumlah 5 buah yaitu Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong damai, Grup Ciputra dan Grup Jaya. Jumlah anak perusahaan dibawah grup tersebut bahkan sudah mencapai lebih dari seratus. Ciputra memiliki saham dari kelima grup ini.

    5. Eka Tjandranegara
    Adalah pemilik dan pendiri Grup Mulia. Ia juga dijuluki pendekar di segi tiga emas, karena berhasil membangun sejumlah proyek prestisius di sub sektor perkantoran di lokasi strategis segi tigas emas Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Predikat sebagai Raja Properti di daerah Segitiga Emas Jakarta dekade 1990-an sempat melekat pada group ini, karena eksistensinya dalam menguasai beberapa gedung perkantoran di daerah tersebut seperti, Wisma Mulia, Wisma GKBI, Menara Mulia, Plaza Kuningan, Atrium Mulia, Plaza 89 dan Mulia Business Park.

    Kunci sukses grup ini adalah fokus pada sektor tertentu dan mengutamakan kualitas properti yang dikembangkannya. Grup ini juga terkenal dalam kecepatan membangun proyek mereka serta mempunyai tim in-house yang handal termasuk tim arsitek, interior, desain dan kontraktor. Konon, Hotel Mulia dibangun dan beroperasi dalam kurun waktu yang singkat untuk mengantisipasi SEA Games 1997. Grup mulia juga mempunyai complimentary business yaitu glass & ceramic berkualitas dimana material ini juga yang digunakan dalam finishing proyek- proyek properti mereka. Saat ini Grup Mulia tengah membangun Wisma Mulia 2 di Gatot Subroto, Jakarta Selatan yang pembangunannya memasuki tahap finishing.

    6. Mochtar Riyadi
    Pendiri konglomerasi gurita bisnis Lippoland Group. Tercatat menjadi imperium terbesar dengan pendapatan sekitar Rp 8,351 triliun dan total aset lebih dari 39,9 triliun per triwulan 3/2014. Mochtar masuk ke bisnis properti, saat masih memiliki lembaga keuangan, Lippo Bank. Grup Lippo, berkonsentrasi pada 4 fokus; Bisnis properti melalui flagship PT Karawaci Tbk. Ritel melalui bendera Matahari Putra Prima Tbk dan PT Matahari Departement Store Tbk. Bisnis Media berlabel First Media Tbk dan Berita Satu Holding. Sektor pendidikan melalui bendera Pelita Harapan Foundations.

    Holding di bisnis properti mengibarkan bendra Lippo Karawaci Tbk (LPKR) fokus pada 4 bisnis properti terintegrasi: 1. Residential & Urban Development. 2. Hospitals. 3. Commercial 4. Asset management. Bersama PT Lippo Cikarang Tbk ( LPCK) yang juga kotabaru berbasis industri di Cikarang adalah dua emiten besar merupakan mesin utama yang penggerak ekspansi grup Lippo Land. Saat ini Grup Lippo land telah membangun dan mengelola 3 kota mandiri Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga Makassar dengan total populasi sekitar 113.250 jiwa, yang tinggal di 28.393 rumah serta membangun sekaligus sejumlah superblok. Di dalamnya terdapat pusat belanja apartemen, hotel dan rumah sakit.

    7. Eka Tjipta Widjaja
    Pengusaha dan pendiri Sinarmas Group terdepan bisnis pulb and paper, agri bisnis dan jasa keuangan. Sinarmas Land adalah sub unit bisnis konglomerasi raksasa. Sinarmas Group di tangan generasi kedua, Muktar Widjaja, Sinarmas Land tumbuh menjadi raksasa bisnis properti kelas dunia dan tercatat di bursa efek Singapura. Mega proyeknya tersebar di China, Malaysia, Singapura dan sejumlah daerah di tanah air. Diperkirakan kapitalisasi pasar quartal ke tiga 2013 mencapai Rp 31.494 tirliun. Sinarmas Land membawahi lebih dari 50 proyek properti yang digarap beberapa anak usahanya seperti, 4 kota baru, puluhan komplek perumahan (termasuk berada di China; Li sui Jin Yang Sen Yang, Li Sui Jin Du Chendu), hotel, golf course, superblok, puluhan komplek commercial industri (juga berada di Singapura; Orchards Tower), dan Ritel Trade Centre dengan label patent ITC di sejumlah kota besar di Indonesia.

    PT Duta Pertiwi Tbk (PT DUTI), sebelumnya sebagai flagship satu-satunya yang menggarap bisnis properti dan berada langsung di bawah Sinarmas Land digeser ke bawah bendera PT BSD Tbk. PT BSD Tbk dan PT DUTI Tbk, dua bendera besar yang tengah berkibar dan menjadi mesin uang Sinarmas Group. Kedua perusahaan terbuka ini mencatat pertumbuhan laba dan asset yang sangat tinggi dari tahun ke tahun. PT BSD Tbk telah menjelma menjadi raksasa bisnis properti di Indonesia dengan total aset 16,8 Triliun (akhir 2012).
    Sumber : http://bit.ly/2dX6Rcn
     
  2. Anderila Farmisara

    Anderila Farmisara Member

    Joined:
    Aug 13, 2015
    Messages:
    223
    Likes Received:
    22
    Trophy Points:
    18
    Google+:
    wah yang pemiliki sinar mas itu bukan yang buat kertas. PT nya ada di dekat provinsi sy... perusahaan asuransi sinarmas juga ada.. Keren.. Properti emang ga ada matinya kalau bisa main itu keren lah hehehe.. tapi itu jangka lama... modal besar banyak juga mikirnya :D
     
Loading...

Share This Page