Kasus perceraian yang banyak menimpa para selebriti lokal rupanya juga terjadi di level industri, dalam hal ini wa bil khusus industri otomotif. Belum lama ini jagad otomotif internasional dihebohkan oleh kabar dari dua manufaktur raksasa yang mewakili dua negara dari dua benua penguasa industri ini yakni Volkswagen AG dari benua biru Eropa atau tepatnya Jerman serta Suzuki Motor Corp yang merupakan duta dari negara termaju dalam hal teknologi dan industri di kawasan Asia. Banyak yang bertanya – tanya apa sebabnya kemesraan yang telah terjalin sekian lama akhirnya harus berakhir di ranah hukum, mengapa seolah tiada kata maaf serta rasa saling mengerti dari keduanya untuk kembali rujuk seperti sedia kala. Usut punya usut, bara konflik antara Suzuki dengan partnernya itu rupanya telah mulai terasa tak lama setelah kedua belah pihak sepakat mengikrarkan diri dalam sebuah perjanjian kerjasama di tahun 2009 lalu, kedua sejoli yang dahulu sepakat mengikat janji suci dalam dunia industri dan perdagangan tersebut memiliki klaim sendiri – sendiri mengenai sebab musabab dari konflik berkepanjangan ini. Pihak Suzuki merasa partnernya yang merupakan manufaktur nomor dua terbesar di muka bumi setelah Toyota itu tidak menepati janji – janji manisnya untuk melakukan transfer teknologi, pabrikan berlogo S itu sangat berharap dapat mengaplikasikan teknologi milik VW yang memang telah diakui keunggulannya dalam dunia otomotif pada produk mobil baru Suzuki termasuk hybrid car dan mobil listrik. Namun apa mau dikata, tunggu punya tunggu ternyata VW tak kunjung merealisasikan salah satu isi penting dari perjanjian sakral yang telah mengikat kedua belah pihak tersebut, janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi. Tak mau berlarut – larut dalam kesedihan, Suzuki mencoba move on dan melupakan harapan awal mereka yang terbukti semu itu. Tak tanggung – tanggung, setelah resmi mengumumkan perceraian mereka atau berakhirnya kerjasama dengan VW pada tanggal 18 November 2011, pihak SMC juga membawa kasusnya ke pengadilan arbitrase internasional yang bermarkas di London Inggris, tujuannya tak lain adalah untuk memaksa VW melepas kembali sahamnya di Suzuki sebesar 19,9 persen yang dibeli pada tahun 2010 lalu, ibarat pernikahan, setelah talak, mungkin Suzuki ingin mendapatkan kejelasan seputar harta gono gini. Namun dilain pihak, sang partner berdalih justru SMC yang melakukan pelanggaran terhadap kontrak dengan membeli mesin diesel dari Fiat, sakitnya tuh disini, mungkin begitu pikir petinggi VW, mereka merasa dikhianati karena pasangannya itu selingkuh dengan perusahaan lain dan mengingkari ikrar yang mempersatukan mereka pada awalnya. Apapun itu, setelah proses pengadilan yang panjang dan melelahkan, akhirnya pada tanggal 29 Agustus 2015 kemarin, mahkamah arbitrase internasional menjatuhkan putusannya yang mewajibkan VW menjual kembali saham sebesar 19,9 persen yang dimilikinya kepada Suzuki atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh Suzuki, proses buy back saham ini melibatkan dana tak kurang dari 3,9 juta US dollar atau sekitar 56,4 triliun rupiah. Seakan ingin benar – benar memutuskan hubungan dengan “sang mantan”, Suzuki dilaporkan langsung menjual saham yang mereka miliki di VW. Perlu diketahui, SMC juga memiliki andil atas 1,5% kepemilikan di Volkswagen melalui 4.397 juta lembar saham biasa. Dan kepada siapakah Suzuki menjual saham senilai 36,7 miliar Yen itu? Tak lain dan tak bukan adalah rekan senegara Volkswagen yakni Porsche Automobile Holding SE, proses pembayarannya telah dimulai bertepatan dengan transaksi pembukuan Porsche yakni tanggal 30 September 2015 kemarin. Sebenarnya tidak semua internal Suzuki mendukung seratus persen langkah perusahaannya, Daniel Loeb, pengelola investasi global sekaligus salah satu pemegang saham Suzuki menyatakan Suzuki seharusnya lebih fokus meningkatkan value pada para pemegang sahamnya, pembelian kembali saham mereka dari VW dirasa justru akan merugikan pemegang saham akibat pengeluaran ekuitas fund perusahaan. Namun demikian bagi Osamu Suzuki, Chairman dari SMC menyatakan bahwa bagi perusahaannya masalah ini lebih dari sekedar uang, cucu mantu dari pendiri Suzuki Motor Corp itu pun menambahkan kasus ini tidak akan mempengaruhi performa perusahaannya dalam tahun mendatang khususnya dari segi penjualan produk. Ditanya mengenai kemungkinan rujuk dengan VW, Osamu menyatakan tegas dengan mengatakan “Anda tidak akan menikah lagi dengan orang yang sama setelah anda menceraikan orang tersebut”. vira, Dec 2, 2015 #1 Unmetered Member Joined: Nov 12, 2015 Messages: 483 Likes Received: 69 Trophy Points: 28 Itu mah cuma strategi bisnis doang gan Unmetered, Dec 2, 2015 #2 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Loading... Similar Threads - Benarkah Perselingkuhan Dibalik Benarkah Kawasaki KLX 150 Motor Sport Paling Irit? Budimola, Sep 4, 2019, in forum: Otomotif Replies: 0 Views: 1,324 Budimola Sep 4, 2019 Benarkah Aturan Ganjil-Genap Berlaku Juga Buat Motor? Budimola, Aug 6, 2019, in forum: Otomotif Replies: 2 Views: 743 Budimola Aug 7, 2019 Benarkah Asuransi mobil ACA penipu? IndriMaya12, Jun 11, 2019, in forum: Otomotif Replies: 0 Views: 564 IndriMaya12 Jun 11, 2019 Benarkah Pajak Progresif Mobil Itu Mahal? nelson sitompul, Oct 20, 2017, in forum: Otomotif Replies: 0 Views: 1,446 nelson sitompul Oct 20, 2017 Benarkah Maruti Telah Siapkan Suzuki Ertiga Facelift ? vira, Jan 29, 2015, in forum: Otomotif Replies: 1 Views: 1,486 mobileone Aug 3, 2015 Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in