Bank yang Tak Butuh Jurusan

Discussion in 'General Discussion' started by bakoel, Jul 3, 2018.

Tags:
  1. bakoel

    bakoel Member

    Joined:
    Oct 29, 2017
    Messages:
    43
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    8
    Dulu, politik etis yang dijalankan penjajah, awal mulanya memang diniatkan untuk menyiapkan pegawai-pegawai bagi kepentingan kolonial. Baik untuk ditempatkan di perusahaan-perusahaan ataupun pemerintahan mereka. Tentunya, tujuannya adalah untuk memuluskan eksploitasi kolonialisme di Indonesia agar sumber daya Indonesia bisa dikeruk dan diangkut ke negeri penjajah dengan efektif.

    Akan tetapi, ternyata, politik etis ini terbukti menjadi senjata makan tuan. Para terpelajar Indonesia, meski hanya sebagian, ternyata malah balik melawan penjajahan dengan menggelorakan semangat nasionalisme anak bangsa. Nah, tampaknya, pendidikan Indonesia saat ini juga tak berbeda jauh dengan pendidikan di zaman politik etis.

    Akan tetapi, sayangnya, pendidikan ini tampaknya “mandul” dan tidak menjadi senjata makan tuan bagi “kolonialisme”. Lulusan-lulusan universitas setiap tahunnya berebut saling sikut untuk mendapatkan pekerjaan, baik itu di perusahaan ataupun di pemerintahan. Parahnya, mereka dengan bangga kemudian memamerkan itu sebagai sebuah kesuksesan. Tentu, itu memang pilihan masing-masing pribadi dan kita saat ini juga tidak sedang dalam iklim penjajahan yang nyata-nyata tampak sebagaimana saat Indonesia belum merdeka.

    Akan tetapi, secara ekonomis, praktis, orang-orang Indonesia, mayoritas adalah buruh-buruh bagi bangsanya sendiri atau bangsa orang lain. Bahkan, kalau kita lihat, ternyata perekrutan buruh-buruh lulusan universitas ini pun seolah tidak mengindahkan jurusan asal dari para (calon) buruh ini.

    Lihat saja Bank-bank. Para pegawainya, hingga teller sekalipun, banyak yang dari jurusan yang tidak ada hubungannya dengan perbankan atau ekonomi. Seolah, jurusan semasa mereka kuliah menjadi tak penting. Yang penting patuh dan taat.

    Banyak dari kawan-kawan saya yang bukan dari jurusan ekonomi juga menjadi pegawai bank. Entah itu di Bank BRI, Bank BCA, Bank Mandiri, atau bank-bank lainnya. Entah sebagai atasan atau di tingkat bawahan. Yang jelas, jurusan mereka tidak ada hubungannya dengan perbankan dan perekonomian sama sekali.

    Biasanya, sebelum resmi menjadi pegawai bank, mereka akan dilatih terlebih dahulu. Sepertinya, pelatihan ini lah yang lebih penting dan menentukan ketimbang jurusan apa yang mereka ambil saat kuliah. Paling, persyaratannya adalah umur dan batas minimal IP semasa kuliah. Soal jurusannya apa, seolah tak penting.

    Aih, ini malah meracau semakin jauh. Yang ingin saya katakan adalah bahwa, kebanyakan bank ataupun perusahaan-perusahaan yang menerima lulusan universitas sebagai buruh (bahasa kerennya pegawai) tidak mengindahkan mereka berasal dari jurusan apa. Yang penting, patuh, taat dan nurut, masuk sudah. Beres sudah!
     
  2. Safatunissa28

    Safatunissa28 Member

    Joined:
    Aug 28, 2017
    Messages:
    75
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    Google+:
    temen saya juga gitu... Bukan di Bank sih, tapi di rumah sakit... dia padahal lulusan pendidikan bahasa inggris. lho.
     
Loading...

Share This Page