7 Hal yang saya pelajari dari “Nge-blog hanya untuk Uang” (dan Gajian Pertama dari Adsense)

Discussion in 'Blogger' started by Dony Prasetiyo, Dec 9, 2016.

  1. Dony Prasetiyo

    Dony Prasetiyo New Member

    Joined:
    Dec 1, 2016
    Messages:
    5
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    3
    *NOTE: Ini adalah tulisan yg sama yg saya publish di dony.web.id

    Saya sudah ngeblog lebih dari 4 tahun. Jadi sederhananya saya bukan mastah...


    Mungkin itu sudah 5 tahun. Atau lebih dari 5 tahun. Entahlah. Saya bahkan tak ingat kapan saya memulai blog. Memulai blog yang pada akhirnya kurang dari 6 bulan saya hapus. Kemudian membuat blog baru lagi yang pada akhirnya juga akan dihapus setelah berjalan kurang dari 365 hari.

    Di samping blogging, saya belajar mendesain. Desain di Photoshop dan Illustrator. Berlanjut ke coding. HTML, CSS, dan javascript. Berlanjut ke video editing. Lalu desain template blogspot yang kemudian saya jual namun tak pernah laku..

    Lalu berlanjut ke dunia jurnalisme. Lalu berlanjut ke dunia filsafat. Lalu berlanjut ke dunia internet marketing. Lalu berlanjut ke dunia tour guiding...

    Mungkin itu hanya sedikit dari yang saya pelajari dalam 5 tahun terakhir ini. Dan hanya itu yang saya ingat. Heck, saya bahkan tak ingat apa yang saya dapat dengan mempelajari semua itu.

    Semua itu tampak sangat-sangat sia-sia.

    Tapi ada satu hal ini yang tak sia-sia: saya akhirnya gajian dari Adsense.

    Mengingat kembali ke tanggal 21 Juli 2016, saya gajian dari Adsense, yang cair tak lebih dari $110 USD. Waktu itu Adsense saya hanya digunakan oleh satu blog yang masih aktif sampai sekarang. Yang pageviews-nya tak lebih dari pageviews blog kepunyaan mastah-mastah blogger yang saya kenal...

    Apakah gajian pertama ini penting, sampai harus ditulis di sini? Apakah gajian pertama ini sangat spesial?

    Bagi saya, iya.

    Karena gajian pertama itulah yang membuat saya mempelajari beberapa hal ini...

    #1 Ngeblog HANYA untuk uang ternyata “tak” terlalu buruk

    Mungkin setelah postingan saya sebelumnya, soal ngeblog untuk bertahan hidup itu menyakitkan, orang menganggap ngeblog untuk bertahan hidup itu lebih menyakitkan daripada apa yang saya tulis...

    Ngeblog untuk bertahan hidup itu mungkin. Sangat-sangat mungkin. Dan itu memang menyakitkan. Tapi jika dilakukan dalam jangka waktu yang tak terlalu lama, dan masih jaga diri, tampaknya akan baik-baik saja.

    Misalnya begini, sobat tak berhenti dari pekerjaan tetap hanya untuk ngeblog. Hanya untuk freedom dari si bos dan pekerjaan tetap yang kurang mengasyikkan. Dan masih cari aman. Sambil menjaga kesehatan. Inilah yang disebut “baik-baik saja”.

    Sebaliknya, jika sobat berhenti dari pekerjaan tetap, hanya untuk freedom semacam ini, dan malah main api, sobat tak akan benar-benar merasakan freedom itu. Apalagi sampai lupa makan dan minum...

    Karena sobat justru akan cemas dengan pageviews. Dengan penghasilan per hari di Adsense yang tak naik-naik. Dengan blog yang di SERP-nya masih labil. Dengan semua hal ini yang ternyata pendapatannya tak bisa memenuhi kebutuhan hidup...

    Saya mungkin belum bekerja, tapi saya sudah merasakan bagaimana rasanya nge-blog hanya untuk uang.

    “Kenapa tak cari aman saja?”

    Itulah yang saya pelajari dari kejadian setahun yang lalu. Kejadian yang membuat saya terus begadang, dan bangun dengan mata merah. Kejadian yang membuat saya ngeblog secara KONSISTEN selama beberapa bulan hanya untuk mencairkan uang dari Adsense.

    Saya menyadari ternyata nge-blog tak cukup untuk bertahan hidup, dan tak akan pernah bisa menjadi pekerjaan tetap..

    Dan pada 21 Juli 2016, saya gajian.

    Setelah gajian, gaya hidup terasa berubah. Terasa jauh lebih ringan. Terasa tak membebankan seperti tahun sebelumnya. Semua itu karena tak ada tuntutan. Karena tuntutan “harus gajian” telah terlaksana...

    Dan “ngeblog hanya untuk uang” ternyata tak seburuk itu. Memang menyakitkan rasanya, tapi tak berbahaya...

    Tak berbahaya jika masih ingat makan dan minum, dan tanpa melepas pekerjaan tetap...

    Dan itu hanya terjadi dalam jangka waktu yang pendek: hanya hampir setahun. Karena saya hanya meneruskan apa yang telah lama saya lakukan, bukan mengulang dari awal.

    Dan saya puas dengan hasilnya.

    Itulah yang saya lakukan. Dan ternyata “ngeblog hanya untuk uang” membawa saya ke hal berikutnya...

    #2 Konsistensi

    Cara ngeblog yang saya lakukan setahun yang lalu sampai 21 Juli itu, jauh berbeda dari cara ngeblog yang saya lakukan beberapa tahun sebelumnya.

    Sebenarnya tak jauh berbeda. Hanya satu hal ini yang berbeda. Tapi justru karena satu hal itulah yang membuat semua hal-hal lainnya ikut menjadi berbeda...

    Yakni konsistensi. Konsistensi yang sedikit ditekan. Itulah yang berbeda, dan yang membedakan semuanya.

    Orang bilang berbicara itu mudah. Mulai melakukan itulah yang sulit.

    Orang lain yang lebih maju berpikir memulai itu mudah. Mempertahankan (dan konsistensi) itu yang sulit.

    Orang lainnya yang lebih maju lagi berpikir mempertahankan itu mudah. Yang tersulit adalah melepas dan berhenti dari semua itu...

    Dan itulah kenyataannya. Memulai ngeblog dulu menjadi hal tersulit. Lalu konsistensi untuk terus ngeblog menjadi yang lebih sulit. Dan ternyata berhenti ngeblog, setelah ngeblog lebih dari beberapa tahun, itu yang paling sulit...

    Mungkin itulah yang dipikirkan para mastah. Dan saya bukan mastah. Saya masih di posisi dua: konsistensi. Saya masih sulit untuk terus ngeblog. Untuk konsistensi. Untuk terus melakukan apa yang sekarang masih terlihat seperti bibit. Bibit yang nantinya mungkin akan tumbuh menjadi pohon yang besar...

    Saya katakan “mungkin” karena tak ada jaminan. Tak ada jaminan di dunia ini. Blogging hanya salah satunya. Sukses blogging tak pernah ada jaminan. Gajian dari Adsense setiap bulan tak ada jaminan. Visitor blog naik setiap hari bahkan tak ada jaminan...

    Melihat peningkatan pageviews di dasbor tak pernah bisa menjamin blogging. Mengecek jumlah liker fanspage FB setiap hari tak pernah menjamin. Mengecek ranking di Alexa juga tak menjamin blogging.

    Semua analisis itu tak menjamin. Mungkin sedikit membantu. Tapi hanya sedikit. Analisis mungkin hanya 1% dibutuhkan dalam dunia blogging. Semua analisis itu hanya buang-buang waktu sebenarnya.

    Sementara satu hal yang paling menentukan, tapi masih tak menjamin, adalah konsistensi. Konsistensilah yang paling bisa kita lakukan untuk terus mengembangkan blog. Untuk terus membuat pengunjung menikmati tulisan-tulisan kita.

    Untuk terus merasa enjoy dengan blogging. Untuk tak bosan dengan blogging. Dan untuk tak mudah merasa menyerah...

    Orang mudah berhenti. Mudah berhenti sebelum di posisi dua ini: konsistensi. Mereka hanya berani memulai, tapi tak mau lanjut. Ini seperti pacaran yang hanya romantis di awal, lalu bosan satu sama lain dan akhirnya putus beberapa bulan setelah jadian.

    Siapa sih saya yang sok-sok-an membahas pacaran? Saya bahkan tak punya...

    #3 Analisis itu tak penting

    Analisis itu tak penting. Mengecek jumlah liker fanspage setiap hari itu tak penting. Mengecek pageviews atau histats setiap hari lebih tak penting. Mengecek peringkat blog di Alexa apalagi...

    Analisis mungkin membantu. Membantu sobat untuk terus memantau perkembangan. Memantau seberapa bagus kerja keras beberapa hari terakhir ini. Analisis membantu sobat untuk melihat apa yang kurang baru-baru ini.

    Analisis itu membantu. Tapi bukan yang terpenting. Seperti yang saya bilang, analisis mungkin hanya 1% membantu. 99%-nya adalah konsistensi kita untuk terus menulis. Untuk menyajikan konten yang diinginkan pengunjung.

    Lalu gunakan sisanya untuk promote.

    Ketika setelah lebih dari beberapa bulan konsistensi. Ketika setelah lebih dari satu tahun konsistensi untuk terus publish, publish, dan publish postingan blog. Ketika telah lama konsistensi, pengunjung-tetap mungkin menjadi lebih stabil.

    Itu pun mungkin. Seperti yang saya bilang, tak ada jaminan dalam blogging. Jika pengunjung tak suka dengan konten buatan sobat, ia akan langsung mengalihkannya ke blog atau situs lain yang lebih ia sukai.

    Dan jika sobat tak bisa memperluas jangkauan konten ke orang yang belum mengenali konten sobat, maka itu sama saja.

    Pengunjung itu bukanlah robot. Ia manusia. Mereka manusia. Sama seperti kita. Mereka bisa menyukai sesuatu, dan membenci sesuatu. Mereka punya pengalaman hidup dan perspektif yang berbeda dan unik.

    Jadi jangan terlalu memikirkan pageviews atau jumlah visitor yang datang tiap harinya. Pikirkan pikiran dan pemikiran pengunjung, dan kualitas blog tentunya. Serta jangkauannya ke pembaca yang jauh di sana...

    #4 Modal blogging

    Sama seperti hal lainnya di dunia ini. Semua jenis bisnis butuh modal. Blogging juga seperti bisnis yang perlu modal.

    Dan modal yang saya maksud bukan hanya soal uang. Sobat mungkin butuh uang sebagai modal untuk pasang iklan di FB. Atau untuk membayar hosting dan domain. Atau untuk hal lain untuk meningkatkan kualitas blog dan pengunjungnya.

    Tapi ada modal lain yang lebih penting dari modal uang...

    Modal ilmu dan pengalaman.

    Sobat tak mungkin mem-publish postingan blog yang bahkan sobat tak tahu apa yang sobat publish.

    Sobat tak mungkin menulis tips yang tak pernah sobat terapkan.

    Sobat tak mungkin bisa menulis pengalaman orang lain sebagai pengalaman sendiri...

    Dan kenyataan pahit lainnya adalah pengunjung yang mengunjungi blog sobat juga sama seperti sobat.

    Pengunjung hanya ingin mendengarkan pengalaman yang real. Bukan berpura-pura dengan cerita atau pengalaman orang lain.

    Pengunjung hanya mau menerapkan tips dan trik yang pernah works oleh sobat sendiri. Bukan tips dan trik hasil copy-paste dari blogger lain. Atau tips dari orang-orang lain yg “sukses” sekarang.

    Dan pengunjung hanya mau membaca tulisan yang penulisnya tahu apa yang sebenarnya ia tulis...

    Inilah modal blogging yang sulit didapatkan. Modal uang untuk iklan akan percuma jika modal-modal di atas belum dikuasai.

    Dan lebih baik jangan pernah menulis apa yang sobat tak tahu. Itu hanya akan membuang-buang waktu sobat.

    Juga akan membuang-buang waktu pengunjung..

    #5 Waktu

    Blogging juga perlu waktu. Dan jika sobat tak punya waktu untuk blogging, untuk menulis cerita atau artikel setiap harinya, sobat tak pernah bisa mengembangkannya.

    Jika sobat membuang-buang waktu dengan bermain games, dengan menonton vlog yang tak ada gunanya, apalagi dengan berdebat politik dan agama dengan orang yang sudah jelas berpikiran sempit di FB; secara otomatis sobat tak ada waktu untuk menulis. Untuk blogging.

    Dan kenyataannya blogging lebih butuh banyak waktu dari yang sobat kira, dan dari yang saya kira. Menulis, publish, promosi, apalagi soal SEO, butuh waktu yang sangat-sangat banyak.

    Mungkin perlu lebih dari setahun. Atau dua tahun. Entahlah. Pekerjaan yang tak jelas seperti blogging tak pernah ada jaminan..

    Tapi waktu yang “sangat-sangat banyak” ini bukan berarti kita perlu mengorbankan kesehatan. Karena tanpa menjaga kesehatan kita akan bisa sakit. Dan jika sakit kita tak lagi bisa nge-blog. Tak lagi bisa menulis..

    RELATED: Cara Membuat Satu Hari Terasa Lebih dari 24 Jam

    #6 Fokus (Stop multitasking)

    Jika sobat punya masalah hidup. Punya tuntutan hidup. Punya mimpi-mimpi yang sudah jelas kenyataannya berbeda. Punya hasrat dengan hal-hal di luar hal-hal yang sudah jelas perlu dilakukan, maka hal tersebut tak akan pernah bisa selesai.

    Seperti blogging. Jika sobat tak fokus sepenuhnya pada blogging, maka blogging tak akan pernah memberikan (tanda-tanda tentang) hasil. Blog yang sobat kembangkan hanya akan menjadi blog yang usang bagi pembaca.

    Dan jika sobat punya masalah hidup, atau (hanya) tuntutan hidup, dan ingin segera diatasi, maka atasilah sekarang. Lalu setelah itu lanjutkan blogging, atau kegiatan lain yang memberikan pengaruh bagi sobat untuk dilakukan.

    Atau, jika tak bisa sekarang, maka tunda saja. Mungkin masalah atau tuntutan hidup itu akan selesai dengan sendirinya. Atau mungkin sobat perlu gajian dulu dari Adsense, baru tuntutan itu hilang dengan sendirinya..

    Dan jika masih ada yang mengganggu fokus untuk terus blogging. Dan jika masih ada yang bahkan membuat sobat berhenti blogging, namun dipikir-pikir blogging sangat penting, maka blogging saja, dan stop memikirkan hal-hal di luar blogging.

    Heck, abaikan saja paragraf di atas. Itu hanya kondisi saya selama setahun sebelum gajian pertama. Kondisi hidup sobat sekarang mungkin berbeda, atau jauh berbeda. Entahlah. Saya tak tahu.

    Namun sejauh ini itulah yang saya tahu.

    Dan ini yang terakhir..

    #7 Jangan berhenti..

    Gajian pertama dari Adsense pada bulan Juli lalu itu seolah meminta saya untuk tak berhenti dari blogging..

    Bahkan jauh-jauh hari sebelum gajian, saya seolah sudah diminta untuk memaksa diri. Seolah ada yang meminta saya dengan penuh permohonan untuk nge-blog dan berusaha mencairkan dollar dari Adsense.

    Rasanya seperti permintaan seseorang yang punya amanah untuk saya jalani. Seperti seseorang yang memberikan saran yang tak pernah saya dengar sebelumnya. Saran yang tampaknya bisa mengubah (pandangan soal) hidup saya.

    Atau mungkin saya yang agak berlebihan. Entahlah. Tapi itulah rasanya.

    Dan setelah gajian, sesuatu memang berubah dalam hidup saya. Setidaknya pandangan saya tentang hidup saya ikut berubah.

    Karena itulah hasil gajian itu saya belikan smartphone. Smartphone yang murah. Yang bahkan tak populer di telinga para maniak teknologi. Tapi tampaknya saya merasa cocok dengan smartphone itu, dan menikmatinya.

    Dan ternyata bukan sekedar cocok, saya bahkan meningkatkan produktivitas dengan smartphone. Saya membaca banyak informasi lewat smartphone. Bahkan nge-blog lewat smartphone. Pada akhirnya saya bisa melakukan apa yang saya lakukan di mana-mana.

    Dan tampaknya saya ingin lebih. Lebih dari ini.

    Entah apa yang terjadi. Rasanya saya mau lebih dari ini. Rasanya saya mau mencapai yang lebih besar dari ini. Jauh lebih besar. Karena saya selalu merasa potensi saya ternyata lebih dari apa yang telah saya lakukan, termasuk blogging.

    Itulah kenapa saya tak mau berhenti..

    Itulah kenapa saya mau lebih dari ini..

    Dan itulah 7 hal yang saya pelajari selama (hampir) setahun sebelum gajian pertama dari Adsense ini. Yang berawal dari tuntutan besar yang penuh tekanan untuk mencairkan dollar dari Adsense. Yang kemudian berakhir dengan 7 hal tersebut..

    *Lihat tulisan seperti ini lainnya di: dony.web.id.
     
    Last edited: Dec 9, 2016
  2. DwiKhasbullah

    DwiKhasbullah Well-Known Member

    Joined:
    Aug 7, 2014
    Messages:
    1,955
    Likes Received:
    138
    Trophy Points:
    63
    Mantab gan ulasannya sangat mengisnpirasi sekali.... namun saat ini banyak sekali yang kehilangan konsetrasi atau fokus... selalu tergiur dengan yang lainnya heheheh termasuk saya...
     
  3. Promp3

    Promp3 Member

    Joined:
    Oct 16, 2016
    Messages:
    415
    Likes Received:
    15
    Trophy Points:
    18
    Kren udh prbah gjian di GA. Mantaplah
     
  4. CHIPPANDALE1

    CHIPPANDALE1 New Member

    Joined:
    Nov 30, 2016
    Messages:
    20
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    6
  5. asli3rut

    asli3rut Member

    Joined:
    Sep 6, 2014
    Messages:
    641
    Likes Received:
    44
    Trophy Points:
    28
    Untung saya dulu pertama kali terjun kedunia blog tidak kenal sama sekali bahwa blog bisa menghasilkan uang, hanya tuntutan provesi harus bisa bikin blog eh akhirnya sedikit tau blog bisa menghasilkan uang. yang penting jangan terlalu ambisi untuk menghasilkan uang banyak, fokus ke kerja keras dulu..
     
  6. BangNasti

    BangNasti Member

    Joined:
    Dec 28, 2016
    Messages:
    122
    Likes Received:
    37
    Trophy Points:
    28
    menginspirasi gan ..
    btw dapat berapa buat gaji pertamanya gan?
     
Loading...

Share This Page