Mendaki Gunung Tak Semudah Nonton Film

Discussion in 'General Lifestyle' started by Forum Hijau, May 26, 2015.

  1. Forum Hijau

    Forum Hijau Member

    Joined:
    May 15, 2015
    Messages:
    129
    Likes Received:
    10
    Trophy Points:
    18
    FORUMHIJAU.COM - Sejak artikel ini ditulis, sudah sering FHI repost dan juga di copas oleh Sobat Greener dan Media lain. Saat itu menjadi trending topic, bahkan terdengar sampai ke telinga pihak film.

    Kegiatan mendaki gunung tak lagi dianggap sebagai aktivitas yang membuang- buang waktu. Menjelajah alam bebas sekarang bukan hanya menjadi monopoli organisasi atau kelompok pecinta alam saja.

    Meraih puncak- puncak gunung kini sudah dinikmati oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Dari mulai anak-anak, remaja, bahkan sesepuh pun ikut merasakan sensasi berdiri ribuan meter di atas permukaan laut.

    Pada bulan Desember 2012 lalu, sebuah film layar lebar yang menyajikan keindahan panorama alam pegunungan dirilis. Film tersebut disinyalir menjadi awal dari berubahnya pandangan masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung.

    Well, karena rilisnya film itu, banyak pendaki dadakan yang menyerbu gunung-gunung di Indonesia, terutama di daratan Jawa.

    Sayangnya, modal mereka atau mungkin Kamu (Ya Kamu) hanya ingin berada di atas awan atau ingin melihat pemandangan yang indah- indah saja.

    Pasti ada yang sudah nonton film itu. Okelah mungkin dari sisi cerita, film petualangan sangat menarik. Tapi banyak sobat Penggiat alam yang salah persepsi, karena film tersebut bukan menceritakan Kepecinta alaman. Film itu lebih mengedepankan kisah persahabatan dan cinta.

    Tahukah kalian, selama proses syuting kawasan Semeru termasuk Ranupane benar-benar hancur dan penuh tumpukan sampah. Saat itu ada beberapa sobat PA lokal yang melakukan protes terhadap proses syuting tersebut.

    Satu lagi, film tersebut seharusnya lebih memperhatikan detil untuk kondisi aktual bagaimana proses pendakian sebuah gunung, dengan aman tentunya. Apalagi gunung ini adalah gunung tertinggi di Jawa.

    FHI harap sobat PA dan pendaki yang masih taraf belajar atau bahkan sobat Non Pendaki yang ingin mendaki gunung, diharapkan tidak mempunyai keinginan sesaat atau korban vandalism sebuah tontonan!

    Mendaki gunung, apalagi sekelas gunung semeru tidak semudah apa yang kalian tonton. Dalam pendakian gunung kalian harus memangkul beban yang berat, baik itu beban tas carrier bahkan beban bersikap bijak terhadap alam.

    Tidak cuma itu, mendaki gunung membutuhkan berbagai ilmu dan teknik. Mulai dari Teknik Packing, Managemen Perjalanan, Ilmu Medan dan Kompas, P3K, dan Teknik bertahan hidup (Survival).

    Bahkan pembodohan diperlihatkan film itu, bagaimana bisa yang namanya mendaki memakai celana jeans dan eye liner?

    Mendaki gunung bukan cuma soal naik dan turun, tapi naik gunung adalah soal bagaimana kita bersikap terhadap alam.

    Dalam mendaki gunung kita juga harus mematuhi Kode Etik Pecinta alam yang cukup berat,

    - Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak.
    - Jangan mengambil apapun kecuali gambar.
    - Jangan memburu apapun kecuali waktu.

    Jika kalian cuma ingin eksis, selfie, ikut trend atau sekedar coba-coba lebih baik jangan sekali-kali menginjakkan kaki di gunung.

    Gunung bukan tempatnya sampah dan orang-orang sampah.

    http://forumhijau.com/mendaki-gunung-tak-semudah-nonton-film/

    Follow us : @ForumHijau_ID
     
  2. ngeblogasyikk

    ngeblogasyikk Well-Known Member

    Joined:
    Feb 1, 2015
    Messages:
    1,201
    Likes Received:
    175
    Trophy Points:
    63
    Terakhir naik gunung merbabu cuma pake sandal jepit haha. Nekat tapi itu sudah menjadi kepribadian saya. Soal naik gunung itu bukan soal gaya. Kalian harus mencintai lingkungan. Banyak cerita pendaki yang hilang, atau tewas itu bukanlah hal yang tabu. Itu karena niat mereka bukan cinta akan lingkungan, tapi gaya.
    Saya sepakat kata-kata
    Dan
    Gunung merbabu adalah gunung tercantik dijawa, menurut saya dan beberapa pendaki lainnya. Tapi miris, terakhir kesana, 2minggu yang lalu. Merbabu sudah menjadi tempat sampah. Kotor sekali. Sampah pendaki lain yang mereka tinggalkan saya ambil dan bawa turun. Bukannya mau sok, tapi memang menjijikkan.
    Saya memang bukan pendaki mingguan, bulanan, atau tahunan. Tapi saya adalah pecinta alam, bukan soal hobi, tapi soal menghargai dan merawat. Siapa lagi yang akan merawat bumi ini kalau bukan kita??
     
  3. auliawn

    auliawn Member

    Joined:
    May 12, 2015
    Messages:
    96
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    8
    waa saya suka naik gunung dulu pas SMA.. ga kemana - mana kecuali Lawu. ke Lawu uda beberapa kali, mulai dr pertama kali muncak pas hujan deras banget sampe tiduran di tengah jalan pake mantel, sampai udah males muncak jadi numpang bikin mie rebus aja di pos 3 :D

    jadi kangen banget..
    dan paling sebel tuh sama sekumpulan orang yang dateng-dateng foto trus nyampah , sampah bungkus mie lah, sampah bungkus kopi, hih sebel bgt kalo uda gitu..

    pernah sekali muncak Lawu bareng sama pendaki yang sendirian, bawa 2 carrier gede banget tapi yang 1 kosong, pas turun juga barengan ternyata carrier yang kosong itu buat bawa sampah dari sekitar mata air di puncak Lawu (sendang apa gitu namanya lupa) .. sejak saat itu benar-benar tertanam sama poin "Jangan Tinggalkan Apapun Kecuali Jejak"

    :D
     
  4. Forum Hijau

    Forum Hijau Member

    Joined:
    May 15, 2015
    Messages:
    129
    Likes Received:
    10
    Trophy Points:
    18
    wkkk. Siiip deh, kangen kok nggak dilanjut? Yah penyakit akut orang Indonesia kan soal kesadaran.
     
  5. auliawn

    auliawn Member

    Joined:
    May 12, 2015
    Messages:
    96
    Likes Received:
    6
    Trophy Points:
    8
    semua berhenti sejak kesibukan pekerjaan menyerang :(
     
  6. Forum Hijau

    Forum Hijau Member

    Joined:
    May 15, 2015
    Messages:
    129
    Likes Received:
    10
    Trophy Points:
    18
    ya ya ya, sayang sekali sih
     
Loading...

Share This Page