Inilah Pendidikan Politik Terbaik Ridwan Kamil Yang Menolak Ikut Pilkada DKI 2017

Discussion in 'Education' started by Afia Najah, Feb 29, 2016.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Afia Najah

    Afia Najah New Member

    Joined:
    Feb 12, 2016
    Messages:
    17
    Likes Received:
    4
    Trophy Points:
    3
    Mohon maaf jika thread ini tidak masuk dalam kategori ini menuru para agan-aganwati semua, tapi menurut saya pribadi thread yang saya postingkan ini berkaitan juga dengan pendidikan. Salam membaca.

    Berikut penjelasan lengkap Sang Walikota Bandung yang menurut saya pribadi adalah Pendidikan Politik Terbaik dari Sang Walikota Bandung, baca sampai habis ya agan-aganwati semua semoga dapat pelajaran berharga dari sang Maestro.

    Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017. Ini alasannya. mohon dibaca dengan seksama. Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan. hatur nuhun.

    [​IMG]

    Ke Jakarta Tidak ke Jakarta

    Indonesia lahir dari imajinasi. Rumah besar dengan penghuni yang beragam bukan seragam. Indonesianis Ben Anderson pun menyebut Indonesia sebagai "imagined community". Imajinasi ambisius yang mencoba menyatukan kebhinekaan 17 ribu pulau dan 700-an bahasa ini.

    Keragaman dan kekayaan tanah air ini luar biasa. Bangsa Portugis, Inggris dan Belanda pun dahulu berebut kekayaan ibu pertiwi ini.

    Kekayaan alam yang bisa membuat Belanda mau tukar guling Maluku dari Inggris dan menukarnya dengan pulau New Amsterdam yang berubah nama menjadi Manhattan New York City hari ini.

    Manusia modern Indonesia hari ini dominasinya adalah turunan migran Micronesia asal Tiongkok yang dalam perjalanan sejarahnya bercampur dengan genetika India atau Arab. Bukan aseli turunan dari Homo Erectus Sangiran atau The Hobbit alias Homo Floresiensis.

    Migrasi bangsa Micronesia ribuan tahun lalu mendatangi Taiwan, Filipina, Indonesia sampai sejauh kepulauan Pasifik dan Hawaii. Makanya sawo matang kita mirip dengan sawo matang orang Hawaii.

    Jika mau melihat leluhur bangsa Indonesia, datangi kaum aborigin Taiwan yang genetikanya mirip dengan sawo matang manusia modern Indonesia hari ini. Sehingga mengadu domba etnisitas manusia Indonesia hari ini dengan istilah pribumi bukan pribumi adalah kebodohan.

    Sejarah mencatat pusat Nusantara saat Sriwijaya adalah disekitar Sungai Musi. Nusantara saat Majapahit sebagai penguasa berpusat di Mojokerto. Dan Nusantara atau Indonesia hari ini berpusat Jakarta. Jakarta adalah pusat pemerintahan/politik dan juga pusat ekonomi Indonesia.

    Berbeda dengan Amerika dimana pusat pemerintahan di Washington DC dan pusat ekonominya di New York atau Los Angeles.

    Atau Tiongkok dengan Beijing sebagai pusat politik dan Shanghai sebagai pusat ekonomi. Bercampurnya segala pusat ini itu di Jakarta membuat manusia-manusia Indonesia berlomba mengadu nasib ekonomi atau nasib politiknya ke Jakarta. Jakarta adalah mitos. Jakarta sekaligus juga adalah bom waktu.

    Sedemikian besarnya magnet Jakarta sebagai kepusatan atas banyak hal, tidaklah heran jika menjadi Gubernur Jakarta menjadi incaran utama panggung politik.

    Pak Jokowi mundur dari Solo untuk menjadi Gubernur Jakarta tahun 2012 yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di tahun 2014. Pak Ahok mundur dari anggota DPR untuk berpasangan dengan Pak Jokowi.

    Pak Alex Nurdin mundur sebagai Gubernur Sumsel, dan balik lagi ketika kalah. Tahun depan Pak Ahok pun bersiap untuk pemilihan berikutnya. Dan karena satu dan lain hal, tawaran dan kesempatan itu pun datang kepada saya.

    Saya tidak melakukan upaya apapun yang bersifat mempromosikan diri ke warga Jakarta. Sehingga ketika hasil survey menyatakan popularitas dan elektabilitas tiba-tiba-tiba naik, saya duga karena apa yang saya lakukan di Bandung dengan mudah dikonsumsi warga Jakarta via media sosial.

    Jangan lupa Jakarta adalah kota Twitter paling cerewet se dunia. Kenapa tidak segera menyatakan maju atau tidak? Sebagai manusia timur, saya dilatih ibu saya untuk menghormati silaturahmi.

    "Jangan menolak undangan silaturahmi dan perbanyak takziah pada yang baru meninggal,” itu pesan rutin Ibu saya. Saya paham maksudnya, dengan silaturahmi persaudaraan berlipat. Dengan takziah, rasa syukur dan semangat hidup bertambah.

    Itulah kenapa selama 3 bulan terakhir saya tidak langsung menyatakan iya atau tidak terhadap tawaran menjadi calon Gubernur DKI.

    Saya menghormati masukan dan aspirasi dengan menghadiri undangan silaturahmi dari beragam kelompok warga dan tokoh Jakarta.

    Saya mendatangi informal undangan dari 4 parpol. Dalam kurun waktu tersebut, saya mendengarkan dengan seksama masukan langsung dari Bapak Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, termasuk berdiskusi hangat dengan Pak Prabowo Subianto.

    Saya memperhatikan masukan warga via media sosial juga. Dan sampai hari Minggu 28 Februari 2015 pun saya masih menerima silaturahmi tokoh-tokoh nasional di Jakarta. Semua saya dengarkan dengan baik.

    Memenangkan pemilihan Gubernur Jakarta 2017 bukan hal yang mustahil. Saya dulu memulai pemilihan di Bandung dengan 6% sebagai ’nobody’, sementara incumbent sudah 30%. Dan akhirnya menang 45% dengan determinasi dan strategi kreatif ini itu. Dari survey terakhir di Jakarta yang masuk ke saya, popularitas sudah 60% dan elektabilitas 20%.

    Dan ini pun, dengan saya tidak melakukan apa-apa. Belum bergerak. Gak takut kalah? Menang kalah dalam hidup adalah biasa. Cinta saya pernah ditolak 2 kali.

    Kalah dalam sepakbola sering. Masuk arsitektur gara-gara tidak berhasil masuk Teknik Kimia ITB dan saya pernah dilecehkan berkali-kali saat di Amerika karena minoritas dan faktor ras.

    Saya sudah melewati semua itu. Makanya mau dimaki atau dibuli di twitter atau medsos oleh banyak pihak termasuk para buzzer lawan politik itu mah biasa saja. Politik itu bising. Insya Allah saya sudah kebal.

    Masalah batin saya hanya satu. Saya belum selesai menunaikan tugas sebagai Walikota Bandung. Andai pilkada di Indonesia ini bisa serempak awal dan akhirnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini. Jika pilkada bisa serempak semua, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi.

    Dan jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai.

    Selengkapnya Dari pendidikan politik ala bang Ridwan Kamil tolak ikut pemilihan Gubernur DKI 2017 :) Klik Disini
     
    Last edited: Feb 29, 2016
  2. barugratisan

    barugratisan Member

    Joined:
    Sep 5, 2014
    Messages:
    617
    Likes Received:
    7
    Trophy Points:
    18
    like sama kang emil......
    siap2 buat RI 1 saja....
     
  3. holisah

    holisah Member

    Joined:
    Nov 12, 2015
    Messages:
    125
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    18
  4. 9pijsuk

    9pijsuk New Member

    Joined:
    Oct 5, 2015
    Messages:
    8
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Cukup Satu kata aja untuk kang emil : "Emejing". salah satu pemuda bangsa yang mampu memberikan pandangan politiknya dari kacamata beliau sendiri dan berkat pendidikan luar biasa yang dia tempuh. Nyalon jadi presiden aja lah kang sama ahok klo gak sama ibu walkot surabaya.
     
  5. masdeal

    masdeal Member

    Joined:
    Aug 7, 2014
    Messages:
    35
    Likes Received:
    2
    Trophy Points:
    8
    Kang Emil ini memang mantep deh pokoknya, sayang sih doi nolak jadi Gubernur DKI Jakarta soalnya kebukti sih dia di Bandung mantep banget kinerjanya *bagus*
     
  6. davidrahman

    davidrahman Member

    Joined:
    Jun 4, 2014
    Messages:
    899
    Likes Received:
    32
    Trophy Points:
    28
    orang yang pintar dan bijaksana, salut buat kang emil
     
  7. mlxjakarta

    mlxjakarta Active Member

    Joined:
    Jan 4, 2016
    Messages:
    1,584
    Likes Received:
    72
    Trophy Points:
    48
    Salut banget sama kang Emil. Sosok pemimpin yang dirindukan warga Jakarta *boohoo*
     
  8. lawrnforce75

    lawrnforce75 New Member

    Joined:
    Feb 2, 2016
    Messages:
    7
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    Om RK lebih cocok di Bandung aja. Bandung lebih butuh bapak daripada Jakara hehehehehe
    Mungkin nanti ada waktunya buat Pak RK ke Jakarta :D
    Tapi bukan sekarang wehehehe
     
Loading...
Thread Status:
Not open for further replies.

Share This Page