Satu Tahun Pandemi, Ketika Pelaku Industri Musik Indonesia Harus Bertahan

Discussion in 'General Discussion' started by bimo dimas, Mar 18, 2021.

  1. bimo dimas

    bimo dimas Member

    Joined:
    Oct 26, 2020
    Messages:
    300
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    18
    [​IMG]

    Merahputih.com - 2 Maret 2020 menjadi tanggal bersejarah bagi Indonesia, pada hari tersebut Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan pertama kali terdapat warga negara Indonesia terjangkit virus Corona.

    Semenjak pengumuman itu pula terjadi gelombang perubahan besar untuk gaya hidup hingga dampaknya dirasakan pada setiap elemen, termasuk industri musik. Berdasarkan data dari Koalisi Seni Indonesia pada Maret 2020, terdapat sekitar 40 konser, tur, hingga festival musik yang sudah direncanakan terpaksa batal demi meminimalisir penyebaran COVID-19.

    Para pelaku industri musik, mulai dari musisi hingga mereka yang terlibat di belakang layar dari sebuah pertunjukan musik menjadi yang paling terkena dampak pandemi ini.

    Sama seperti para pelaku industri sektor lain, pelaku industri musik pun melakukan adaptasi dalam menerjang badai pandemi demi tetap menghidupkan dunia musik di Indonesia.

    Bagaimana cara mereka menyiasati pandemi dan perubahan apa saja yang terjadi? Merah Putih telah merangkum perjalanan perubahan yang dialami industri musik di Indonesia, ketika memasuki satu tahun pandemi COVID-19:

    Konser Virtual

    Salah satu penghasilan terbesar musisi adalah konser, sudah dipastikan ini hal pertama yang pasti dilarang demi menghidari kerumunan. Ini merupakan salah satu prokes (protokol kesehatan) dari Pemerintah yang tercetus untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.

    Batalnya seluruh jadwal manggung dirasakan unit psychedelic grunge asal Bali, Navicula. Tidak lalu kehilangan akal dan tetap berkarya, Navicula menyiasatinya dengan membuat konser virtual bertajuk Corona Concert pada 20 Maret 2020. Bahkan, konser tersebut menjadi pioner konser virtual di Indonesia.

    “Pada awal pandemi kita buat konser live streaming itu masih di bulan Maret, setelah itu beberapa kali kita juga ikut mendukung kegiatan konser virtual yang dibuat oleh teman-teman baik di Bali maupun luar Bali,” ucap Navicula kepada Merah Putih.

    Sejak saat itu, beberapa musisi Indonesia mulai menjadikan konser virtual sebagai satu solusi untuk manggung, walaupun terdapat energi yang hilang dari penonton, sebagaimana seharusnya sebuah konser pada hakikatnya, setidaknya cara ini menolong para musisi tersebut akan rindunya hasrat untuk berkeringat di atas panggung.

    Festival Virtual

    Bukan hanya konser, beberapa festival di Indonesia juga mengalami pembatalan sejak pertama kali pengumuman akan pandemi ini masuk ke Indonesia. Namun, mereka berhasil menyiasati hal tersebut dengan memindahkannya ke dalam virtual, sebut saja We The Fest (WTF) 2020 dan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2020 yang diubah formatnya menjadi daring.

    Namun, terdapat satu festival yang menjadi pembeda dengan cara menyiasatinya. Alih-alih pindahkan ke daring, Synchronize Festival 2020 memilih acaranya dipindahkan ke format acara siaran televisi.

    Menurut orang penting di balik kesuksesan Synchronize Fest, Kiki Aulia atau yang biasa disapa Ucup ini, siaran televisi akan lebih mudah dijangkau banyak orang ketimbang memindahkan format menjadi konser virtual yang mengandalkan kuota internet.

    “Selalu ada rencana buat Synchronize Fest di masa depan. Rencana tersebut selalu ingin menghadirkan sesuatu yang baru,” ucap Ucup kepada Merah Putih.

    Rilis Musik Digital

    Perlahan tapi pasti, para musisi tersebut mulai bangkit dan beradaptasi dengan pandemi. Tetap berkarya di tengah badai pandemi, tidak sedikit musisi tersebut yang mengandalkan karyanya dirilis secara digital untuk tetap memuaskan hasrat bermusik dan para penggemar tentunya.

    Sebut saja musisi reggae Indonesia, Ras Muhamad yang merilis album SATRYO pada Agustus 2020, disusul beberapa rapper, seperti Joe Million hingga Laze yang juga merilis album mereka dalam format digital.

    Adapun musisi folk, seperti Fiersa Besari dengan 20:20 dan Iksan Skuter dengan ORBIT yang juga memilih jalur digital untuk rilisan terbaru mereka.

    Selain itu, rilis secara digital ini juga dimanfaatkan oleh beberapa musisi yang merilis ulang album lawas mereka ke format digital. Di antaranya, Matraman milik The Upstairs, Self Titled milik Waiting Room, Self Titled milik Rumahsakit, Salacca Zalacca milik Zeke Khaseli, In Medio milik Anda Perdana hingga dua album lawas milik Themilo.

    “Alasannya yaitu menutup semua kemuraman yang terjadi di tahun ini. Berharap semoga tahun baru nanti, semua akan membaik seperti sediakala, termasuk pengarsipan karya lagu Themilo untuk didengarkan semua orang,” jelas pentolan Themilo, Ajie Gergaji kepada Merah Putih.

    Harapan

    Terhitung sudah 365 hari Indonesia telah melalui pandemi COVID-19, sejak itu pun Indonesia belum ada lagi festival musik yang bisa digelar sebagaimana seharusnya.

    Tepat peringatan satu tahun pandemi yaitu 2 Maret 2021, para promotor dan pelaku industri kreatif sudah sabar menanti demi menekan penyebaran COVID-19 di Indonesia. Namun, mereka seperti tidak mendapat kejelasan dari pemerintah kapan bisa bekerja kembali.

    Akhirnya, sejumlah orang-orang yang terlibat dalam industri tersebut membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo.

    Beberapa organisasi yang tertera dalam surat terbuka diantaranya Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), Asosiasi Visual Jockey Indonesia (AVJI), Indonesian Artist Management Association (IMARINDO), Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), Forum Jazz Indonesia, Indonesia Event Industry Council (IVENDO), Forum Backstage Indonesia, Penata Cahaya Indonesia (PECAHIN), Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) hingga Solidaritas Penata Musik Indonesia (SPMI).

    Poin inti dalam surat tersebut diharapkan pemerintah bisa memberikan izin, untuk memulai kegiatan konser seperti dulu namun tetap dengan protokol kesehatan yang berlaku saat ini.

    Sumber: Link
     
  2. bontilicious

    bontilicious Member

    Joined:
    Apr 12, 2013
    Messages:
    39
    Likes Received:
    7
    Trophy Points:
    8
    Era tahun-tahun kemaren memang membuat banyak bisnis terdampak, salah satunya industri musik dimana banyak event-event musik dan pertunjukan konser yang batal dilangsungkan karena kebijakan tidak boleh berkumpul. Saat mesti menghabiskan waktu dirumah, kamu bisa buka chord gitar di Nyanyiyuk yang mana ratusan chord gitar dasar yang simple bisa untuk mengusir sepi dan menghadirkan rasa happy. Tapi sekarang keliatannya alhamdulillah situasi berangsur-angsur kembali normal dan kondusif.
     
  3. blackking

    blackking Well-Known Member

    Joined:
    Sep 1, 2016
    Messages:
    2,264
    Likes Received:
    157
    Trophy Points:
    63
    Di era pandemi bahkan muncul kabar artis papan atas harus menanggung beban hutang karena hilangnya mata pencaharian akibat pembatasan, tapi ada satu kenangan tak terlupakan pada artis almarhum Didi Kempot yang sukses melaksanakan konser amal secara virtual yang mampu menggalang dana sangat besar untuk pandemi covid. Mudah-mudahan almarhum mendapatkan surga.
     
Loading...

Share This Page