Foto Kucing Tahun 1900an, Bagaimana Cara Fotografer Mengambil Gambarnya ya?

Discussion in 'General Discussion' started by bonibon2, Dec 28, 2015.

  1. bonibon2

    bonibon2 Member

    Joined:
    Nov 15, 2015
    Messages:
    22
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
    [​IMG]

    Kucing. Tidak akan pernah habis kebosanan dan kata-kata kita untuk terus berceritra tentang kelucuan mereka. Pribadi mereka yang sangat atraktif (meskipun terkadang pasif), menggemaskan dan sangat-sangat imut memang merupakan daya penarik terbaik dari mereka kepada orang-orang yang melihat mereka. Lalu, tidak jarang juga mereka dijadikan objek seni bagi banyak seniman. Beberapa artikel yang pernah kita bahas adalah kucing menjadi objek lukisan dari pelukis kenamaan seperti Picasso, Susan Herbert, Louis Wain dan beberapa pelukis lainnya. Lalu dalam dunia foto, kucing juga menjadi foto dari fotografer kenamaan seperti Walter Chandoha dan BriAnne Wills. Akan tetapi dalam dunia fotografer kucing ternyata tidak hanya menjadi objek foto di zaman modern dimana kamera-kamera sudah memasuki era kamera digital (seperti DSLR ataupun SLR) karena ternyata kucing telah menjadi objek foto sejak era 1900-an! Nah, kira-kira seperti apa ya foto-foto kucing pada zaman itu? Apakah sudah seimut sekarang? Atau malah berupa foto yang penuh dengan nilai bersejarah? Catlovers akan segera tahu apabila terus membaca artikel kali ini!​


    [​IMG]
    Lolcats konon berawal dari mahakarya orisinil dari Harry Whittier Frees​

    Harry Whittier Frees (1879 – 1953). Dialah fotografer yang telah antusias dengan tema kucing sejak pada tahun 1900-an. Harry adalah seorang fotografer asal Amerika Serikat yang hamper seluruh foto-fotonya dijadikan gambar kartu pos pada masa itu. Selain itu ia juga merupakan seorang author dari sebuah buku bergambar untuk anak kecil. Foto-foto Harry memang selalu bertemakan binatang-binatang peliharaan (khususnya kucing dan anjing) yang seakan-akan memerankan peran manusia. Foto-fotonya yang sangat fenomenal yang selalu menyertakan kucing seringkali disangkut-pautkan sebagai pionir dari seluruh foto-foto / memes dari kucing yang banyak sekali seliweran di social media internet dewasa ini. Ya, kami pun sependapat jika melihat karya dari Harry ini! Bayangkan saja, banyak sekali kucing diberikan banyak asesoris dan juga kostum yang lucu-lucu dan pastinya membuat mereka sangat mirip dengan manusia.​


    [​IMG]
    Bagaimana cara Harry membuat para kucing ini seperti berpose dan siap difoto?​

    Tentu saja, sepanjang karirnya sebagai fotografer pada masa itu (bahkan hingga sekarang) sangatlah fenomenal dan juga kontroversial. “Seluruh karya foto kucing dari Frees merupakan pionir untuk lolcats dari abad yang telah lalu” tertulis pada sebuah artikel dari The Daily Telegraph. Akan tetapi disamping banyaknya pujian yang sangat banyak dari berbagai pihak dari dulu hingga sekarang atas tiap mahakarya dari Harry, tentu saja ada yang menjadi pihak yang kontra dan juga cukup logis. Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana cara membuat para kucing dan anjing pada tiap foto yang Harry ambil dapat seakan-akan berpose dan juga bersiap untuk difoto? Bagaimana cara Harry membuat semua kucing dan anjing dalam foto-fotonya tetap terdiam tak bergerak dan terus berdiri?​


    [​IMG]
    Foto-foto dari Harry sangat menuai kontroversi. Ya memang sedikit membingungkan memikirkan bagaimana cara membuat si kucing tetap berdiri dan seakan siap difoto seperti diatas bukan?​

    Tentu saja, kami pun juga sependapat dengan pertanyaan tersebut mengingat pada era 1900-an tentu saja belum ada aplikasi untuk editing foto seperti photoshop dan yang lainnya. Bahkan dari kameranya sendiri pasti belum ada mode untuk pengambilan gambar secara cepat (burst taking) seperti yang sudah ada pada hampir seluruh kamera digital pada masa modern ini. Banyak orang dari pihak kontra yang mengatakan bahwasannya Harry menggunakan paku-paku, baju yang kaku dan hal lainnya agar si kucing (dan juga anjing) dalam tiap fotonya tetap diam berdiri dan seakan berpose sehingga hasilnya sangat memuaskan. Tentu saja jika hal ini merupakan sebuah kebenaran, predikat Harry sebagai pionir dalam mengambil foto kucing akan sangat tercoreng karena ia tidak mengambil foto dari kucing secara alami.Bahkan beberapa orang mengatakan bahwasannya Harry tidak hanya menggunakan paku, jarum ataupun kawat agar si kucing tetap terdiam, tetapi juga menggunakan gas dan juga obat-obatan yang diminumkan kepada si kucing agar si kucing menjadi lebih tenang.​


    [​IMG]
    Salah satu foto Harry yang dijadikan kartu pos pada era 1920-an​

    Sebuah artikel yang tertulis di Life Magazine pada tahun 1 Maret 1937 menuliskan : “Mr. Frees (Harry) tidak akan membebarkan rahasianya dalam pengambilan foto-foto kucing dan anjingnya yang selalu menjadi mahakarya dengan tanda tanya besar di dalamnya. Tetapi, ia mengakui beberapa hal seperti penggunaan garpu lunak dan juga jarum yang ditancapkan pada sela-sela cakar para model kucingnya (tidak menembus daging sama sekali dan dilakukan secara perlahan). Lalu ia juga kadang menggunakan kawat lunak yang dapat dibentuk dan dililitkan secara lembut pada telapak kaki si kucing agar tidak bergerak. Meskipun terdengan “kejam” nyatanya hasil-hasil karya daripada Mr. Frees tidak pernah diusut dengan pihak asosiasi perlindungan binatang manapun pada masa itu. Bahkan beberapa dari asosiasi perlindungan binatang pada masa itu sangat mengapresiasi tiap mahakarya dari Mr. Frees.” Tentu, hal ini juga membuka kembali pertanyaan orang-orang yang masih sangat awam dalam dunia fotografi bahwasannya bagaimana cara fotografer naturalis yang selalu mengambil gambar binatang-binatang dengan pose yang sangat menakjubkan seakan-akan para binatangnya sengaja berpose dalam foto-foto mereka?​


    [​IMG]
    Foto ini dikatakan sebagai foto pertama Harry yang pada akhirnya membuat Harry konsisten untuk mengambil major foto bertemakan kucing​

    Akan tetapi bagaimanapun Harry Whittier Frees memang dapat diakui sebagai pionir dalam karya seni foto bertemakan kucing melihat sepak terjangnya yang telah terjadi pada abad yang telah lalu dan benar pula mungkin saja cara Harry dalam mengambil gambar si kucing dengan berbagai pose secara manual (tentu saja karena keterbatasan media dan aplikasi pada masa itu) menjadi pemicu banyaknya special effect dalam dunia fotografer naturalis pada dewasa ini yang tentu saja memudahkan mereka dalam mengambil gambar binatang tanpa harus “memaksa” objek mereka untuk berpose dalam fotonya. Lalu, beberapa pihak mengatakan bahwa bukti yang telah ditelaah atas foto-foto dari Harry juga menunjukkan bahwasannya tidak seluruh kucing dan juga anjing yang menjadi objek fotonya masih hidup. Namun, Harry membantah hal tersebut dengan jawaban yang sangat manusiawi dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pecinta binatang : “Jujur, saya bukanlah pemilik seluruh kucing dan anjing yang ada di dalam tiap foto-foto saya, akan tetapi saya seringkali meminjam atau menyewa kucing dan anjing yang ada di foto-foto saya dari took-toko binatang peliharaan relasi saya”.​


    [​IMG]
    Harry menyanggah tudingan bahwa kucing-kucing di dalam fotonya adalah boneka kucing yang diberi pemberat.​

    Namun, lagi-lagi disinilah keunggulan si kucing muncul bahkan dimata seorang fotografer kawakan kelas dunia. Harry mengatakan bahwasannya dari seluruh hewan peliharaan yang pernah menjadi objek fotonya (kelinci dan anjing), kucing (terutama kucing kecil) merupakan hewan peliharaan favorit-nya untuk dijadikan objek di dalam fotonya. Bahkan pernyataannya yang menunjukkan kucing adalah objek foto terbaik untuk difoto dalam kategori hewan tertulis dalam sebuah bukunya yang berjudul Animal Land on the Air. Pernyataan itu tertulis : “Kelinci adalah hewan yang sangat mudah untuk dipakaikan berbagai kostum, akan tetapi banyak hal dari mereka yang tidak begitu menginterpretasikan manusia. Anjing merupakan hewan yang sangat penurut apabila kita memahami mereka lebih awal. Akan tetapi, kucing (terutama kucing kecil) adalah hewan dan actor yang dapat memerankan segala peran! Dan tentu saja, karena hal ini kucing sangat unggul dalam berbagai aspek disbanding hewan peliharaan lainnya untuk dijadikan objek foto.”​


    [​IMG]
    “Kelinci adalah hewan yang sangat mudah untuk dipakaikan berbagai kostum, akan tetapi banyak hal dari mereka yang tidak begitu menginterpretasikan manusia. Anjing merupakan hewan yang sangat penurut apabila kita memahami mereka lebih awal. Akan tetapi, kucing (terutama kucing kecil) adalah hewan dan actor yang dapat memerankan segala peran! Dan tentu saja, karena hal ini kucing sangat unggul dalam berbagai aspek disbanding hewan peliharaan lainnya untuk dijadikan objek foto.” – Harry Whittier Frees​

    Namun tetap, pembelaan yang muncul dari Harry tidak akan menghentikan pihak yang masih merasa heran dan kritis dalam bagaimana cara Harry mengambil gambar kucing dan anjing sesempurna itu. Fotografer masa Victorian dan juga fotografer era abad 20 awal sangat senang menggunakan hewan sebagai objek foto mereka (Harry termasuk dalam fotografer era Victorian). Seperti pernyataan kritis yang muncul dari Mike Power yang angkat bicara pada sebuah artikel tentang Harry Whittier Frees “Dalam sebuah wawancara Frees (Harry Whittier Frees) mengakui bahwa ia menggunakan kamera yang memiliki kecepatan menggambil gambar sebesar 1/5 detik yang mana pada masa ini kecepatan pengambilan gambar dengan kecepatan sebesar itu sangatlah lambat dan tidak mungkin dapat mengambil gambar sesempurna itu apalagi jika objeknya adalah hewan yang hidup layaknya kucing dan anjing. Kembali lagi, pada era Victorian ‘Taxidermy’ (taksidermi) merupakan ilmu yang sangat populer dan memang ditemukan pada era tersebut, dan orang-orang pada masa itu memang tidak peduli tentang hokum dari ‘Taxidermy’ itu sendiri, beda halnya dengan sekarang” .​


    [​IMG]
    Ada pula yang mengatakan bahwa ‘taxidermy’ yang sedang marak pada era Victorian merupakan salah satu metode yang digunakan Harry dalam fotonya.​

    Pada sebuah situs yang bernama dangerousminds.com sebuah pernyataan dari Harry pada masa yang telah lalu tertulis bahwasannya Harry benar mengakui bahwa ia menggunakan hewan peliharaan yang masih hidup dan juga yang telah mati dalam foto-fotonya. Namun ia menggunakan hewan yang telah mati hanya untuk beberapa foto yang sekiranya memerlukan pose yang cukup sulit dan mengandung beberapa pesan yang dalam atas sebuah peristiwa yang terjadi semasa hidupnya. Harry juga membantah bahwa ia menggunakan objek yang berupa hewan peliharaan yang telah mati namun diisi dengan pemberat didalamnya. Lalu tertulis pula di dalam artikel yang ada di situs tadi : “Jika Frees (Harry) pada masa lalu mengatakan dan mengakui secara besar-besaran bahwasannya kucing-kucing dan anjing-anjing dalam tiap fotonya merupakan hewan-hewan yang telah mati, masyarakat juga tidak akan mengkritik atau menuntut hal tersebut. Karena, pada masa Victorians dan Edwardians mengambil gambar makhluk hidup yang telah lama mati bukanlah sesuatu yang dilarang ataupun dicekal”.​


    [​IMG]
    “Jika memang benar beberapa hasil foto dari Harry dengan objek kucing merupakan adanya ‘campur tangan’ dari pengawetan binatang (taxidermy / taksidermi), ini merupakan hal yang tidak dapat dicekal mengingat foto-foto tersebut muncul di era Victorian yang mana era tersebut tidak melarang ataupun mencekal adanya foto atas makhluk hidup yang telah mati (manusia dan binatang)” – Mike Power​

    Mary L. Weigley yang merupakan seorang autor sebuah majalah lokal Pennsylvania yang dinamakan “Pennsylvania Heritage Magazine” selalu menuliskan seluruh orang hebat dan terkenal asli Pennsylvania dalam tiap artikel di dalamnya. Harry Whittier Frees yang merupakan fotogrefer kelahiran Reading, Pennsylvania ini tentu termasuk salah satu orang yang dibahas di dalam majalah besutan Weigley ini. Sepak terjang Harry yang sangat fenomenal tentu saja membuat warga Pennsylvania bangga dan selalu tertarik atas apa yang menjadi kreasi Harry. Tentu saja Weigley yang juga merupakan orang asli Pennsylvania selalu menjadi pihak pro dari Harry yang terus dihujat dengan kritik dari berbagai pihak yang kontra, dan tentu saja disini Weigley tidak menjadi pihak pro yang membela hanya karena Harry lahir di tanah yang sama dengan dirinya, akan tetapi juga berdasarkan bukti-bukti yang berhasil ia kumpulkan dan bersangkutan dengan tiap-tiap karya Harry Whittier Frees. Weigley menunjukkan sebuah artikel dari Little Folks (sebuah majalah Inggris) pada tahun 1925 yang sedang membahas metode pengambilan gambar foto-foto Harry. Pada artikel tersebut ada sebuah tagline tertulis : “Tiap fotonya (tiap foto Harry) diambil dengan kamera berkecepatan seperlima detik per-satu gambar. Hal ini tentu sulit mengingat kucing yang sangat mudah terpecah konsentrasinya dengan sesuatu yang bergerak disekitarnya dan juga perhatian anjing yang mudah terpecah apabila mendengar gonggongan anjing lainnya”.​


    [​IMG]
    Kamera dengan kecepatan pengambilan gambar seperlima detik per gambar bukanlah masalah karena kuncinya adalah kesabaran dan pemahaman kita terhadap si kucing (meliputi kedekatan dan juga pembangunan ikatan antara si fotografer dengan si kucing yang akan dijadikan objek fotonya).​

    Lalu, weigley menunjukkan sebuah diskusi tentang metode foto yang digunakan Harry pada tahun yang sama dalam sebuah artikel pada sebuah majalah yang bernama ‘Life Magazine’: “Frees (Harry Whittier Frees) mengusir seluruh lalat dan nyamuk yang ada di dalam studio fotonya agar tidak mengganggu konsentrasi si kucing dalam pengambilan foto. Frees juga merupakan seorang pecinta binatang, terutama kucing sehingga ini merupakan salah satu rahasia terbesar bagaimana ia bisa membuat si kucing menurut kepada dirinya dalam tiap fotonya agar terus diam selama ia mengambil fotonya”. “Mr. Frees mencapai kesuksesannya dalam mengambil gambar kucing atas kesabaran, keuletan dan kebaikan dirinya kepada para kucing yang menjadi model fotonya. Ia juga seperti memiliki indra keenam terhadap binatang”. Lalu sebagai kesimpulan pendukung buktinya Frees menyimpulkan : “Foto-foto mahakarya Harry yang sangat tidak biasa dan diluar nalar ini sangat mungkin dilakukan hanya dengan kesabaran tanpa batas dan kebaikan yang sangat tulus dari hati fotografernya kepada objek fotonya. Tentu saja,, layaknya semua fotografer, Harry pasti mengalami banyak kesalahan dan kegagalan dari foto-fotonya, namun ia terus mencoba dan tidak pernah bosan hingga ia mendapatkan hasil terbaik dalam tiap karyanya. Itulah membuat kita menjadi sangat heran dan menganggap hasil foto dari Harry sangatlah mustahil dilakukan”.​


    [​IMG]
    Foto ini merupakan foto yang sangat kontroversial dan selalu menjadi perdebatan! Tentu saja ini merupakan hasil pengambilan gambar oleh Harry.​

    Pada sebuah artikel yang ditulis Weigley pada majalahnya, ‘Pennsylvania Heritage Magazine’ yang menceritakan bahwa Harry ternyata memelihara seekor kucing yang bernama Rags dan hampir selalu menjadi model fotonya : “Rags memiliki intelektual yang sangat luar biasa untuk seekor kucing. Rags sangat dikenal sbeagai kucing yangdapat berpose dan menahan posenya hingga beberapa menit tanpa sedikitpun menggerakan anggota tubuhnya bahkan kumisnya. Namun tetap saja, bagaimanapun Rags seekor kucing. Jika ia merasa bosan menjadi model, ia akan merajuk dengan melompat kesana kemari, berlarian dilantai hingga diberi daging kesukaannya. Namun apabila ia merasa cukup atas permintaannya, ia akan melakukan kembali pose yang diinginkan Weigley.” Well, terdengar menakjubkan sekaligus aneh ya catlovers? Karir fotografer fenomenal sekaligus kontroversial asal Pennsylvania ini berjalan hingga 50 tahun lamanya. Sayangnya, ia divonis kanker dan memutuskan untuk bunuh diri pada 1953. Akhir yang sangat tragis untuk seorang pionir besar dalam dunia fotografer ya catlovers?​


    [​IMG]
    Fake? or Fact?​

    Ya, mungkin masih sangat membingungkan perihal bagaimana metode Harry dalam membuat kucing di dalam tiap fotonya terus terdiam dan terlihat seperti berpose ya catlovers? Bahkan hingga saat ini mahakarya dari Harry Whittier Frees masih menjadi sesuatu yang fenomenal sekaligus kontroversial dalam dunia fotografer yang tidak jarang menimbulkan perdebatan ditengah banyak ahli dan pakar dalam bidang seni ini. Tapi, sebagai pecinta kucing bagaimana jika mengambil jalan tengahnya dalam perdebatan ini? Kita mungkin tidak tahu jelas metode apa yang digunakan Harry dalam pengambilan foto kucingnya agar terlihat sempurna, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa Harry juga merupakan pionir dalam penggunaan hewan peliharaan sebagai objek foto dengan mengesampingkan pertanyaan bagaimana cara ia membuat para kucing terus berpose dan terdiam di dalam tiap fotonya. Dan cara apapun yang digunakan Harry pada masa itu untuk membuat para model kucingnya terdiam dan terlihat seperti berpose mungkin juga merupakan cikal bakal dari pada banyaknya aplikasi yang memiliki beragam special effects yang kemudian digunakan oleh para fotografer dewasa ini. Perlu diingat juga ya catlovers, kita tidak perlu juga menggunakan cara yang (mungkin) telah digunakan Harry pada foto-fotonya dengan penggunaan kawat yang mudah dibentuk, jarum dan hal lainnya jika ingin membuat si kucing tetap terdiam dalam foto kita. Cukuplah kita membuat foto yang sangat natural atas si kucing, karena bagaimanapun kucing merupakan hewan yang semakin menggemaskan apabila mereka berlaku sebagaimana dirinya!​


     
  2. Dimas Prasetiyo

    Dimas Prasetiyo Member

    Joined:
    Jun 2, 2015
    Messages:
    646
    Likes Received:
    46
    Trophy Points:
    28
    fotonya kox keren keren ya den,,,,lucu lucu
     
  3. anton_sudibyo

    anton_sudibyo Member

    Joined:
    Dec 23, 2015
    Messages:
    459
    Likes Received:
    35
    Trophy Points:
    28
    Wah lucu banget foto2nya ;)
     
  4. irfanimovick

    irfanimovick Member

    Joined:
    Dec 29, 2015
    Messages:
    30
    Likes Received:
    1
    Trophy Points:
    8
Loading...

Share This Page