Hallo, Saat ini Mendikbud mewacanakan full day school, setuju atau tidak? Kalau benar dijalankan berarti peran orang tua menjalankan pendidikan sudah diambil alih oleh sekolah, begitu juga dengan yang mengikuti pendidikan informal seperti les atau kegiatan lain yang biasanya sepulang sekolah pasti akan terganggu dengan adanya full day school. Kalau Pak Menteri sendiri mengatakan jam pulang sekolah akan disamakan dengan jam pulang kerja sehingga anak didik tidak dilepas begitu saja setelah jam sekolah. Bagaimana menurut warga Bersosial, setuju atau tidak? kidipal, Aug 10, 2016 #1 renderware Active Member Joined: Dec 22, 2014 Messages: 1,151 Likes Received: 76 Trophy Points: 48 harusnya sih bikin program biar belajar di sekolah lebih menyenangkan, bukannya malah nambah jam pelajaran yang kayaknya malah bikin murid makin males sekolah renderware, Aug 10, 2016 #2 Erlin Herlina Member Joined: Aug 28, 2015 Messages: 560 Likes Received: 40 Trophy Points: 28 Sepertinya anak-anak akan merasa jenuh. Setidaknya anak-anak kan tidak harus full waktunya dihabiskan belajar seharian. Anak-anak juga butuh bermain dengan yang lainnya. Tidak hanya melulu di lingkungan sekolah. Erlin Herlina, Aug 10, 2016 #3 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,211 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Wacana ini sudah disetujui Presiden. Tapi ingat, secara teori Full Day School bagus (http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-full-day-school.html), namun tidak dapat diterapkan pada seluruh sekolah yang ada di Indonesia karena situasi dan kondisi yang berbeda. Pada dasarnya tidak ada masalah dengan jam pelajaran karena mengacu dalam total jumlah jam per minggu. Contoh mudahnya, misalkan dalam 1 minggu ada 60 jam pelajaran. Jika dilaksanakan 6 hari maka per harinya ada 10 jam. Jika 5 hari maka ada 12 jam pelajaran. Dan ingat sekolah Full Day bukan berarti harus belajar terus, dihitung juga waktu istirahat, sholat (bagi sekolah Islam), dsb. Bahkan di Tiongkok ada sekolah dasar yang mewajibkan siswa tidur siang di sekolah. KangAndre, Aug 10, 2016 #4 riki 21 Member Joined: Oct 21, 2014 Messages: 254 Likes Received: 25 Trophy Points: 28 Google+: Author setuju Full Day School, selain mkin lama belajar, juga bisa makin erat hubungan pertemanan karna lama waktu bersama riki 21, Aug 10, 2016 #5 Rimala Nursery Super Level Joined: May 29, 2014 Messages: 2,089 Likes Received: 254 Trophy Points: 83 10000000000 GAK SETUJU Rimala Nursery, Aug 10, 2016 #6 Kevin.F Member Joined: Jul 6, 2015 Messages: 43 Likes Received: 2 Trophy Points: 8 sistem pembelajarannya juga harus dibuat menyenangkan untuk merealisasinya, tapi kalau sistemnya masih sama dan wacana diatas dijalankan apa ngak encok tuh bokong Kevin.F, Aug 10, 2016 #7 Rimala Nursery likes this. Rimala Nursery Super Level Joined: May 29, 2014 Messages: 2,089 Likes Received: 254 Trophy Points: 83 Terus gimana dengan sekolah tambahan ( sekolah agama ) . Selaim belajar di sekolah formal ada juga sekolah agama dan dilaksanakan setelah sekolah formal ( 13:00 - 16 ) . Pendidikan karakter bukan dari sekolah formal aja , butuh kedekatan keluarga , lingkungan dan pembentukan akhlaq pun banyak sumbangsih dari sekolah agama ...apakah mau generasi kita pintar secara umum namun budi pekerti dan akhlak minim ??? Mestinya seimbang antara formal ataupun non formal ... Maaf kalo lancang Last edited: Aug 10, 2016 Rimala Nursery, Aug 10, 2016 #8 Rimala Nursery Super Level Joined: May 29, 2014 Messages: 2,089 Likes Received: 254 Trophy Points: 83 Yang terpenting substansinya bukam masalah waktu , tengok finlandia yang berhasil ...http://m.tribunnews.com/nasional/20...ktu-belajar-hanya-3-jam-tapi-terbaik-di-dunia Last edited: Aug 10, 2016 Rimala Nursery, Aug 10, 2016 #9 KangAndre Member Joined: Jan 25, 2014 Messages: 10,211 Likes Received: 2,714 Trophy Points: 413 Ini yang menjadi pertimbangan Bpk Muhajir. Full day school bukan menambah jam pelajaran ilmu umum (malah dikurangi) namun lebih kepada pendidikan karakter termasuk agama, bermain, ketrampilan. Makanya tidak mudah menerapkan, dibutuhkan guru ahli yang kompeten, sarana dan prasarana. Dan FDS cocok diterapkan di kota-kota besar. Saya setuju, tapi tidak diterapkan di seluruh Indonesia. Ditempat saya, disuruh sekolah saja tidak mau KangAndre, Aug 10, 2016 #10 Rimala Nursery Super Level Joined: May 29, 2014 Messages: 2,089 Likes Received: 254 Trophy Points: 83 Semoga ada jalan keluarnya kang , biar gak tumpang tindih ...di sini untuk tingkat sd atau smp lebih giat sekolah agama , nuansanya diciptakan kebebasan ( tanpa aturan baku , yg penting ngaji dan belajar ) . Kalau ini diterapkan dalam waktu dekat akan lebih banyak kontranya gak aman deh negeri ini dan biaya yang dikeluarkan lebih besar buat ini itunya .. Rimala Nursery, Aug 10, 2016 #11 Yusup febriansah Member Joined: Apr 13, 2016 Messages: 571 Likes Received: 43 Trophy Points: 28 Saya setuju dengan program tsb... sudah banyak negara yang menerapkan sisitem Full Day School,bahkan di China anak SMA pulang pada jam 22.00... Kalo masalah les kn malem hari juga bisa .. Semangat belajar pokonya dan semoga dengan program tersebut Indonesia bisa jadi lebih baik... Yusup febriansah, Aug 10, 2016 #12 Rimala Nursery Super Level Joined: May 29, 2014 Messages: 2,089 Likes Received: 254 Trophy Points: 83 Gak ngaruh waktu mah .... yg penting isinya tepat dan berbobot ...he Rimala Nursery, Aug 10, 2016 #13 batikhush Member Joined: May 26, 2016 Messages: 75 Likes Received: 3 Trophy Points: 8 saya mah setuju2 aja....anak skrng jg udah full day school...alhamdulilah disekolah udah dapet semua... pelajaran agamanya banyak, ada ekstrakulikuler macem2... jd anak pulang jam 3 dah tinggal istrahat dirumah...ga perlu les ini itu batikhush, Aug 11, 2016 #14 Aditya WP Member Joined: May 29, 2015 Messages: 414 Likes Received: 47 Trophy Points: 28 Google+: Author Menurut ane sebenarnya seharusnya fasilitas belajar dan kualitas pendidik dulu yang harus ditingkatkan. Mungkin karena ane dulu sekolah di Kota Kecil dan Sekolah Negeri, di sekolah dulu ane belajar dengan menggunakan alat2 atau fasilitas2 yang sudah lama, sedangkan kenyataan di dunia nyata (diluar sekolah) barang2 tersebut tidak dipergunakan lagi karena sudah ada generasi terbarunya. Jadi ane kira masalah ini sama saja dengan perubahan dulu nama SMP dirubah menjadi SLTP dan balik lagi ke SMP, begitu juga dengan SMA --> SLTA --> SMU --> SMA. PARA MENTERI CUMA CARI2 PROYEK AJA, mereka pada takut dibilang GX ADA KERJAAN dan makan gaji buta tanpa memperhitungkan berapa banyak dana yang harus dibuang percuma. Aditya WP, Aug 12, 2016 #15 firda63 Member Joined: Dec 19, 2015 Messages: 760 Likes Received: 23 Trophy Points: 18 sama sekali gk setuju, kasian anak firda63, Sep 9, 2016 #16 (You must log in or sign up to reply here.) Show Ignored Content Share This Page Tweet Log in with Facebook Log in with Twitter Your name or email address: Do you already have an account? No, create an account now. Yes, my password is: Forgot your password? Stay logged in
harusnya sih bikin program biar belajar di sekolah lebih menyenangkan, bukannya malah nambah jam pelajaran yang kayaknya malah bikin murid makin males sekolah
Sepertinya anak-anak akan merasa jenuh. Setidaknya anak-anak kan tidak harus full waktunya dihabiskan belajar seharian. Anak-anak juga butuh bermain dengan yang lainnya. Tidak hanya melulu di lingkungan sekolah.
Wacana ini sudah disetujui Presiden. Tapi ingat, secara teori Full Day School bagus (http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-full-day-school.html), namun tidak dapat diterapkan pada seluruh sekolah yang ada di Indonesia karena situasi dan kondisi yang berbeda. Pada dasarnya tidak ada masalah dengan jam pelajaran karena mengacu dalam total jumlah jam per minggu. Contoh mudahnya, misalkan dalam 1 minggu ada 60 jam pelajaran. Jika dilaksanakan 6 hari maka per harinya ada 10 jam. Jika 5 hari maka ada 12 jam pelajaran. Dan ingat sekolah Full Day bukan berarti harus belajar terus, dihitung juga waktu istirahat, sholat (bagi sekolah Islam), dsb. Bahkan di Tiongkok ada sekolah dasar yang mewajibkan siswa tidur siang di sekolah.
setuju Full Day School, selain mkin lama belajar, juga bisa makin erat hubungan pertemanan karna lama waktu bersama
sistem pembelajarannya juga harus dibuat menyenangkan untuk merealisasinya, tapi kalau sistemnya masih sama dan wacana diatas dijalankan apa ngak encok tuh bokong
Terus gimana dengan sekolah tambahan ( sekolah agama ) . Selaim belajar di sekolah formal ada juga sekolah agama dan dilaksanakan setelah sekolah formal ( 13:00 - 16 ) . Pendidikan karakter bukan dari sekolah formal aja , butuh kedekatan keluarga , lingkungan dan pembentukan akhlaq pun banyak sumbangsih dari sekolah agama ...apakah mau generasi kita pintar secara umum namun budi pekerti dan akhlak minim ??? Mestinya seimbang antara formal ataupun non formal ... Maaf kalo lancang
Yang terpenting substansinya bukam masalah waktu , tengok finlandia yang berhasil ...http://m.tribunnews.com/nasional/20...ktu-belajar-hanya-3-jam-tapi-terbaik-di-dunia
Ini yang menjadi pertimbangan Bpk Muhajir. Full day school bukan menambah jam pelajaran ilmu umum (malah dikurangi) namun lebih kepada pendidikan karakter termasuk agama, bermain, ketrampilan. Makanya tidak mudah menerapkan, dibutuhkan guru ahli yang kompeten, sarana dan prasarana. Dan FDS cocok diterapkan di kota-kota besar. Saya setuju, tapi tidak diterapkan di seluruh Indonesia. Ditempat saya, disuruh sekolah saja tidak mau
Semoga ada jalan keluarnya kang , biar gak tumpang tindih ...di sini untuk tingkat sd atau smp lebih giat sekolah agama , nuansanya diciptakan kebebasan ( tanpa aturan baku , yg penting ngaji dan belajar ) . Kalau ini diterapkan dalam waktu dekat akan lebih banyak kontranya gak aman deh negeri ini dan biaya yang dikeluarkan lebih besar buat ini itunya ..
Saya setuju dengan program tsb... sudah banyak negara yang menerapkan sisitem Full Day School,bahkan di China anak SMA pulang pada jam 22.00... Kalo masalah les kn malem hari juga bisa .. Semangat belajar pokonya dan semoga dengan program tersebut Indonesia bisa jadi lebih baik...
saya mah setuju2 aja....anak skrng jg udah full day school...alhamdulilah disekolah udah dapet semua... pelajaran agamanya banyak, ada ekstrakulikuler macem2... jd anak pulang jam 3 dah tinggal istrahat dirumah...ga perlu les ini itu
Menurut ane sebenarnya seharusnya fasilitas belajar dan kualitas pendidik dulu yang harus ditingkatkan. Mungkin karena ane dulu sekolah di Kota Kecil dan Sekolah Negeri, di sekolah dulu ane belajar dengan menggunakan alat2 atau fasilitas2 yang sudah lama, sedangkan kenyataan di dunia nyata (diluar sekolah) barang2 tersebut tidak dipergunakan lagi karena sudah ada generasi terbarunya. Jadi ane kira masalah ini sama saja dengan perubahan dulu nama SMP dirubah menjadi SLTP dan balik lagi ke SMP, begitu juga dengan SMA --> SLTA --> SMU --> SMA. PARA MENTERI CUMA CARI2 PROYEK AJA, mereka pada takut dibilang GX ADA KERJAAN dan makan gaji buta tanpa memperhitungkan berapa banyak dana yang harus dibuang percuma.