9 Fakta Tentang Gangguan dan Kesehatan Jiwa Yang Harus Kamu Ketahui

Discussion in 'Health & Medical' started by Reza Juliandi, Sep 13, 2017.

  1. Reza Juliandi

    Reza Juliandi New Member

    Joined:
    Sep 12, 2017
    Messages:
    3
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    [​IMG]

    1. Sekitar 20% anak-anak dan remaja di dunia mengalami gangguan atau masalah kejiwaan.


    Sekitar setengah dari kasus gangguan kejiwaan dimulai sebelum usia 14 tahun. Jenis gangguan serupa dilaporkan terjadi di seluruh belahan dunia. Gangguan neuropsikiatri adalah salah satu penyebab utama kecacatan di seluruh dunia pada orang muda. Namun, kelompok umur di bawah usia 19 tahun memiliki tingkat kesehatan mental rata-rata yang paling buruk di bandingkan kelompok umur yang lain.


    Salah satu contoh gangguan neuropsikiatri yang memang menjadikan usia anak-anak sebagai kelompok umur penderita tertinggi adalah Tourette Syndrome. Tourette Syndrome adalah gangguan neuropsikiatrik yang ditandai dengan adanya gerakan abnormal yang disebut tik.


    2. Gangguan kejiwaan dan penyalahgunaan narkoba merupakan penyebab utama kecacatan fisik di seluruh dunia.


    Sekitar 23% dari kasus terjadinya kecacatan fisik disebabkan oleh gangguan mental dan penggunaan zat.


    3. Sekitar 800.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahun.


    Lebih dari 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri bahkan menjadi penyebab utama kematian kedua pada anak usia 15-29 tahun. Menakutkannya lagi, penelitian menunjukkan bahwa untuk setiap orang dewasa yang berhasil bunuh diri, ada kemungkinan lebih dari 20 orang lainnya yang melakukan percobaan bunuh diri.


    Sekitar 75% kasus bunuh diri terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Gangguan kejiwaan dan konsumsi alkohol berkontribusi pada banyak kasus bunuh diri di seluruh dunia. Identifikasi dini dan manajemen yang efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan dan memiliki tendensi bunuh diri dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan.


    4. Perang dan bencana berdampak besar pada kesehatan mental.


    Tingkat gangguan jiwa cenderung meningkat dua kali setelah keadaan darurat perang dan bencana, hal ini terjadi karena banyak faktor. Mereka yang ‘selamat’ mungkin mengalami kehilangan banyak harta benda dan bahkan anggota keluarga yang disayangi.


    5. Gangguan mental adalah faktor risiko penting untuk penyakit lain, serta cedera yang tidak disengaja maupun disengaja.


    Gangguan mental meningkatkan risiko terserang penyakit lain seperti HIV, penyakit kardiovaskular, diabetes, serta cedera akibat perilaku yang membahayakan diri baik disengaja maupun tidak.


    6. Stigma dan diskriminasi terhadap pasien dan keluarga menyebabkan mereka takut untuk mencari pertolongan perawatan kesehatan mental.


    Kesalahpahaman dan stigma seputar kesehatan mental meluas di masyarakat dunia. Meskipun perawatan untuk gangguan mental sudah ada ilmu dan profesionalnya, masih saja ada kepercayaan bahwa mereka para pasien gangguan jiwa ini tidak dapat diobati,. Stigma ini dapat menyebabkan penolakan, isolasi dan penghindaran perawatan atau dukungan kesehatan mental. Namun memang fakta di lapangan, dalam sistem perawatan kesehatan jiwa, pasien sering dirawat di institusi atau rumah sakit yang lebih menyerupai ‘gudang manusia’ daripada tempat penyembuhan.


    7. Pelanggaran hak asasi manusia pada para penderita gangguan jiwa dilaporkan secara rutin terjadi di banyak negara.


    Hal ini termasuklah berupa pengekangan fisik, pengasingan serta penolakan kebutuhan dasar dan privasi. Sebenarnya hampir semua Negara memiliki kerangka hukum yang cukup untuk melindungi hak-hak orang-orang dengan gangguan mental, namun pelaksanaannya tidak demikian.


    8. Secara global, ada ketimpangan yang besar antara jumlah professional kesehatan jiwa dengan pasien gangguan jiwa.


    Kekurangan psikiater (dokter spesialis kesehatan jiwa), perawat khusus kejiwaan, psikolog dan pekerja sosial merupakan salah satu hambatan utama dalam memberikan perawatan di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya memiliki satu psikiater untuk setiap 1 sampai 4 juta orang.


    Negara berpenghasilan rendah memiliki rasio 0,05 psikiater dan 0,42 perawat per 100.000 pasien jiwa. Sementara rasio psikiater di negara berpenghasilan tinggi adalah 170 kali lebih besar dan untuk perawat 70 kali lebih besar dibanding Negara berpenghasilan rendah.


    9. Sumber keuangan untuk meningkatkan layanan kesehatan jiwa relatif rendah.


    Pemerintah, para donatur dan kelompok yang mendukung peningkatan layanan kesehatan mental serta para keluarga pasien perlu bekerja sama untuk meningkatkan layanan kesehatan mental, terutama di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

    Visit my website: www.sainsphd.com
     
  2. wijdan

    wijdan Member

    Joined:
    Aug 9, 2017
    Messages:
    36
    Likes Received:
    5
    Trophy Points:
    8
    waw... bukan angka yang sedikit... saya rasa bukan hanya kejiwaannya saja yang terganggu namun keimanannya juga gan
     
  3. Reza Juliandi

    Reza Juliandi New Member

    Joined:
    Sep 12, 2017
    Messages:
    3
    Likes Received:
    0
    Trophy Points:
    1
    memang benar adanya gan.. fakta itu saya dapat dari website WHO..
    kesehatan spiritual (keimanan) dan kesehatan jiwa memang sangat berkaitan erat.. semoga kita dan org yang kita sayangi selalu dijauhkan dari tendensi untuk bunuh diri gan..
    masalah kesehatan jiwa tidak bisa dianggap sepele, ia sama berbahayanya dengan kanker yang dapat mematikan namun memiliki peluang untuk disembuhkan jauh lebih besar daripada kanker! :)
     
    Last edited: Sep 13, 2017
Loading...

Share This Page